Pandemi Buat Masyarakat Indonesia Lebih Akrab Dengan Bank Digital
Kesadaran akan perbankan digital meningkat saat pandemi COVID-19 melanda. Dengan beberapa peluncuran digital, investasi dan akuisisi, serta promosi di kota-kota strategis di Indonesia, banyak nasabah yang mengubah perilaku mereka dalam transaksi perbankan.
Sesuai dengan situasi saat ini, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) telah meluncurkan tiga peraturan yang memberikan dasar hukum bagi perbankan digital seiring dengan situasi pandemi COVID-19 dalam adopsi layanan online.
Baca Juga: Bisnis Digital Mulai Membuahkan Hasil dan Berhasil Topang Kinerja Telkom di Paruh Pertama 2021
OJK, dalam peraturan terbarunya mempertegas pengertian 'Bank Digital' yaitu bank yang saat ini telah melakukan digitalisasi produk dan layanan (incumbent), ataupun melalui pendirian bank baru yang langsung berstatus bank digital menyeluruh atau full digital banking.
Aturan ini membuka peluang perkembangan bank digital yang ada di Indonesia. Menurut Ekonom Institute for Development of Economic and Finance (Indef) Nailul Huda, semenjak pandemi, bidang retail dan bank mengalami pertumbuhan yang bagus, khususnya bank digital.
Hal ini membuat tuntutan perkembangan pada bank untuk beralih digital seperti mobile banking. Contohnya mandiri online yang mengalami kenaikan, serta kebanyakan bank digital mengalami kenaikan saham seperti bank jago, gojek, SEA bank dari shopee dan Aladin.
"Saya rasa itu adalah prospek yang bagus bagi bank digital untuk tumbuh di Indonesia," tambah Nailul.
Menurut data dari Deloitte berjudul “Chanel uses to axist premier bank 2019” data tersebut menunjukan serta memperlihatkan perubahan kebiasaan nasabah bank di Indonesia. Data tersebut juga menunjukan digital bank dan mobile app mengalami pertumbuhan melihat dari pengurangan cabang Bank dan ATM.
"Itu adalah kondisi yang bagus melihat perubahan konsumen non digital banking menjadi digital banking pada 2020," sambung nya.
Data tersebut juga menjabarkan sebanyak 56% responden Indonesia menyukai bank digital, lalu Negara Malaysia 39% dan china 28%.
"Indonesia lebih tinggi dari mereka. saya rasa ini perubahan Indonesia, khususnya milenial dan gen Z dengan total 51% dari seluruh penduduk Indonesia. Saya rasa itu adalah hal bagus bagi pertumbuhan bank digital," imbuhnya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Nuzulia Nur Rahma
Editor: Alfi Dinilhaq