Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Pengelola ITC: Bisnis Pusat Perbelanjaan Masih Menjanjikan!

Pengelola ITC: Bisnis Pusat Perbelanjaan Masih Menjanjikan! Kredit Foto: Taufan Sukma
Warta Ekonomi, Jakarta -

Kondisi pandemi COVID19 terbukti membuat masyarakat kini lebih familiar dengan aktivitas belanja online dengan keseluruhan transaksi yang dilakukan secara digital. Hal ini membuat sebagian besar pusat perbelanjaan dan bisnis ritel yang berjualan secara offline jadi sepi pengunjung. Bahkan, kebijakan pemerintah yang telah melonggarkan aturan bagi masyarakat untuk dapat berkunjung ke mall dan pusat-pusat perbelanjaan lain dinilai sebagian pihak masih belum mampu menggeliatkan lagi bisnis di sektor ritel tersebut.

Meski demikian, PT Duta Pertiwi Tbk yang merupakan perusahaan properti sekaligus pengelola kawasan perbelanjaan superblok ITC mengaku masih cukup yakin bahwa potensi bisnis pusat perbelanjaan ke depan masih akan cukup menjanjikan. Bahkan, perusahaan dengan kode saham DUTI itu mengklaim bahwa mulai digemarinya berbagai platform daring lewat e-commerce belum akan cukup mengancam bisnis pusat perbelanjaan secara keseluruhan. “Tren digemarinya bisnis e-commerce adalah hal yang sangat normal dan bukan merupakan ancaman bagi kami. Terlebih dengan adanya keterbatasan ruang gerak saat pandemi. Ada beberapa usaha kami yang juga mengikuti perkembangan. Tapi kami percaya bahwa sebagian masyarakat tetap butuh (transaksi) offline, dan sebagian lainnya menginginkan (transaksi) online,” ujar Direktur Utama DUTI, Teky Mailoa, dalam Public Expose Live 2021, yang diselenggarakan oleh Bursa Efek Indonesia (BEI), Selasa (7/9).

Karena ada sebagian pasar yang lebih nyaman dengan transaksi online, menurut Teky, pihaknya juga berusaha untuk melakukan digitalisasi terhadap mall-mall yang dimiliki. Namun ditegaskan kembali oleh Teky, bukan berarti pasar transaksi offline sudah tidak lagi menjanjikan. Meski, diakuinya pula bahwa kondisi pandemi terbukti semakin mempercepat terjadinya disrupsi digital. “Kami meresponnya dengan menjalin kerjasama dengan marketplace seperti Tokopedia sambil mendigitalisasi para tenant di ITC. Konsep digitalisasi ini penting, sehingga nantinya kita bangun ITC Trade yang menjadi platform online untuk berbelanja di superblok ITC secara daring,” tutur Teky.

Melalui platform ITC Trade ini, lanjut Teky, nantinya pembeli dapat melihat barang yang dijual secara online dari para pedagang yang memiliki toko di ITC. Dengan begitu, konsep ITC Trade secara tidak langsung telah mengkombinasikan pendekatan online dan juga offline dalam layanan transaksinya. “Jadi ITC Trade ini unik dibanding yang lain. Physical store akan tetap ada, untuk pembeli bisa check langsung barang yang akan dibelinya. Jadi tidak ada ketakutan nantinya ada kejadian barang sudah dibayar tapi tidak dikirim. Kiblatnya ke depan bakal menuju ke online-offline Jadi jangan dianggap yang offline ini bakal tertinggal,” tegas Teky.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Taufan Sukma
Editor: Taufan Sukma

Bagikan Artikel: