Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Raksasa Investasi yang Dikritik Miliarder George Soros Buka Suara, Bela China Habis-Habisan!

Raksasa Investasi yang Dikritik Miliarder George Soros Buka Suara, Bela China Habis-Habisan! Kredit Foto: The New York Times
Warta Ekonomi, Jakarta -

Perusahaan AS yang dikritik tajam miliarder George Soros, BlackRock sebagai perusahaan manajer aset terbesar di dunia menanggapi kritik dari Soros. Sebelumnya, Soros menilai inisiatif BlackRock di China sebagai kesalahan tragis yang akan merusak kepentingan keamanan nasional AS dan negara demokrasi lainnya.

Dalam Wall Street Journal berjudul "BlackRock's China Blunder", Soros mengatakan keputusan perusahaan untuk menggelontorkan miliaran ke negara itu adalah investasi buruk yang kemungkinan akan kehilangan uang bagi kliennya.

Baca Juga: Pandemi Belum Berakhir, Miliarder Bill Gates Ambil Alih Saham Pangeran Arab di Four Seasons Hotel

Sebelumnya, dilansir dari CNBC International di Jakarta, Kamis (9/9/21) BlackRock meluncurkan satu set reksadana dan produk investasi lainnya untuk konsumen China. Inisiatif ini menjadikan BlackRock sebagai perusahaan milik asing pertama yang mengoperasikan sepenuhnya bisnis mereka di industri reksa dana China.

Manajer aset tersebut mengatakan kepada CNBC bahwa anak perusahaan reksa dana China mendirikan dana pertamanya di negara itu setelah mengumpulkan 6,68 miliar yuan China (Rp14,7 triliun) dari lebih dari 111.000 investor.

“Amerika Serikat dan China memiliki hubungan ekonomi yang besar dan kompleks,” kata juru bicara BlackRock menanggapi komentar Soros.

“Total perdagangan barang dan jasa antara kedua negara melebihi USD600 miliar pada tahun 2020. Melalui aktivitas investasi kami, manajer aset yang berbasis di AS dan lembaga keuangan lainnya berkontribusi pada keterkaitan ekonomi dari dua ekonomi terbesar dunia.” lanjut juru bicara BlackRock.

Institut Investasi BlackRock merekomendasikan agar investor meningkatkan eksposur mereka ke China sebanyak tiga kali dalam beberapa kasus. Awal tahun ini, CEO Larry Fink dalam sebuah surat kepada pemegang saham menggambarkan pasar China sebagai peluang yang besar untuk membantu memenuhi tujuan jangka panjang investor di China dan internasional.

“Sebagian besar aset yang dikelola BlackRock adalah untuk masa pensiun. Klien BlackRock di seluruh dunia, termasuk banyak klien AS, mencari berbagai investasi, termasuk di China, untuk mencapai pensiun mereka dan tujuan keuangan lainnya,” kata juru bicara itu.

BlackRock menambahkan bahwa pihaknya yakin dapat membantu China mengatasi krisis pensiun yang berkembang dengan menyediakan keahlian, produk, dan layanan sistem pensiun.

“Kami percaya bahwa pasar keuangan yang terintegrasi secara global memberi orang, perusahaan, dan pemerintah di semua negara akses yang lebih baik dan lebih efisien ke modal yang mendukung pertumbuhan ekonomi di seluruh dunia.”

Belum lama ini, Soros mengatakan bahwa investasi BlackRock di China menunjukkan perusahaan tersebut tampaknya salah paham terhadap Presiden China Xi Jinping.

Beijing telah menindak beberapa perusahaan tahun ini hingga mendorong aksi jual tajam di saham China. Soros memperingatkan bahwa aturan baru dirancang untuk menargetkan perusahaan teknologi, mereka juga harus dianggap sebagai tanda bahwa Xi akan melakukan apa pun untuk tetap berkuasa.

BlackRock melaporkan pada 14 Juli bahwa aset yang dikelolanya naik ke rekor USD9,49 triliun pada kuartal kedua, naik dari USD7,32 triliun setahun sebelumnya. Saham BlackRock naik lebih dari 28% year-to-date.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Fajria Anindya Utami
Editor: Fajria Anindya Utami

Bagikan Artikel: