Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Qatar Diharap Jadi Jembatan Taliban dengan Dunia Internasional

Qatar Diharap Jadi Jembatan Taliban dengan Dunia Internasional Kredit Foto: AP Photo/Bernat Armangue
Warta Ekonomi, Doha -

Anggota Taliban Saeed Khosti mengatakan, Qatar akan menjadi “jembatan” hubungan luar negeri mereka dengan komunitas internasional. Taliban memang berharap dapat membuka relasi diplomatik dengan berbagai negara.

Dilaporkan laman Al Arabiya, Selasa (14/9/2021), Qatar telah menjadi perantara utama di Afghanistan setelah Taliban menguasai negara tersebut pada 15 Agustus lalu. Doha juga telah lama bertindak sebagai mediator di Afghanistan.

Baca Juga: Laporan Human Right Watch Ditepis Keras, Taliban: Harus Pelajari Semuanya

Qatar diketahui turut menjadi tuan rumah pembicaraan damai antara Taliban dan Amerika Serikat (AS) di bawah kepemimpinan mantan presiden Donald Trump. Mereka menandatangani kesepakatan damai pada Februari tahun lalu.

Setelah itu, Qatar juga menjadi tuan rumah pembicaraan intra-Afghanistan, yakni antara Taliban dan pemerintahan presiden Ashraf Ghani yang digulingkan. Namun, pembicaraan itu tak membuahkan hasil positif.

Markas kantor politik Taliban diketahui berada di Doha, Qatar. Selama ini Qatar kerap disebut memiliki pengaruh atas Taliban. Pada Minggu (12/9/2021) lalu, Menteri Luar Negeri Qatar Sheikh Mohammed bin Abdurrahman Al-Thani mengunjungi Afghanistan.

Lanjutkan bantuan

Taliban meminta donor internasional memulai kembali penyaluran bantuan untuk Afghanistan. Hal itu disampaikan saat Taliban berusaha menangani krisis ekonomi yang melanda negara tersebut.

“Afghanistan adalah negara yang dilanda perang dan membutuhkan bantuan masyarakat internasional di berbagai sektor, terutama pendidikan, kesehatan dan pembangunan,” kata Menteri Luar Negeri Taliban Amir Khan Mutaqqi pada Selasa (14/9/2021), dikutip laman Al Arabiya.

Mutaqqi mengungkapkan, proyek-proyek yang kini belum selesai di Afghanistan perlu diselesaikan. Hal itu guna menghindari pemborosan sumber daya. Mutaqqi meminta lebih banyak bantuan dari donor multilateral, termasuk World Bank, Asian Development Bank, dan Islamic Development Bank.

Setelah Taliban menguasai Afghanistan pada 15 Agustus lalu, mayoritas donor internasional membekukan bantuan mereka untuk negara tersebut. Menurut mereka, komunitas internasional seharusnya tidak mempolitisasi bantuan mereka untuk Afghanistan.

Mutaqqi pun secara khusus menyinggung tentang keputusan Amerika Serikat (AS) membekukan aset Afghanistan setelah Taliban menguasai kembali negara tersebut pada 15 Agustus lalu.

“(Kami) membantu AS sampai evakuasi orang terakhir mereka, tetapi sayangnya AS, alih-alih berterima kasih kepada kami, membekukan aset kami,” ujarnya.

Mutaqqi pun meminta Washington menghapus nama para pemimpin Taliban dari daftar terorisme. Mutaqqi mengatakan Taliban membutuhkan aset yang dibekukan AS untuk menjalankan pemerintahan di Afghanistan. Dia mendesak Washington tidak mencampurkan masalah kemanusiaan dan politik. 

Baca Juga: Imigrasi Depak WN Turki dari Bali gegara Sembunyikan Buronan

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Muhammad Syahrianto

Tag Terkait:

Bagikan Artikel: