Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Pakar Bicara Kaitan Jenis Vaksin dengan Transisi Hidup Baru dengan Covid-19, Ini Poin Kuncinya

Pakar Bicara Kaitan Jenis Vaksin dengan Transisi Hidup Baru dengan Covid-19, Ini Poin Kuncinya Kredit Foto: Yayasan Maharani Kemala
Warta Ekonomi, Jakarta -

Ada pertimbangan utama lain yang dapat membuat transisi kawasan untuk hidup dengan Covid-19 lebih sulit, yakni jenis vaksin yang ditawarkan.

Melansir CNN, Jumat (24/9/2021), banyak negara di Asia Tenggara sangat bergantung pada vaksin buatan China, yang umumnya memiliki khasiat lebih rendah daripada yang dibuat oleh perusahaan Barat.

Baca Juga: Tengok Singapura, Jangan Sampai Omongan Pakar Terjadi di Indonesia, Malaysia, Thailand, dan Vietnam!

Menurut Duke University, Thailand telah membeli lebih dari 40 juta dosis obat Sinovac, sedangkan Filipina dan Malaysia masing-masing memiliki sekitar 20 juta dosis. Kamboja telah membeli 16 juta lagi.

Sementara Indonesia sudah membeli 15 juta dosis vaksin Sinopharm, sedangkan Malaysia sudah mendapat 5 juta lagi.

Sementara para ahli umumnya setuju bahwa memiliki akses ke vaksin apa pun lebih baik daripada tidak sama sekali, obat-obatan buatan China memiliki tingkat kemanjuran yang lebih rendah daripada alternatif Barat seperti vaksin Pfizer atau Moderna.

Uji coba di Brasil telah menunjukkan bahwa Sinovac memiliki sekitar 50% kemanjuran terhadap gejala Covid-19, dan efektivitas 100% terhadap penyakit parah, menurut data uji coba yang diserahkan ke WHO. Sinopharm memiliki khasiat sekitar 79% untuk penyakit simtomatik dan rawat inap, menurut WHO.

Sebagai perbandingan, vaksin Pfizer dan Moderna lebih dari 90% efektif. Juru bicara Kementerian Luar Negeri China Wang Wenbin sebelumnya menepis kritik terhadap kemanjuran vaksin negara itu sebagai "noda yang dimotivasi bias."

Huang, dari Dewan Hubungan Luar Negeri, mengatakan upaya untuk membuka kembali sementara kurang dari setengah populasi divaksinasi, sementara menggunakan vaksin yang kurang efektif, dapat menyebabkan banjir kasus membanjiri rumah sakit dan bahkan menyebabkan diberlakukannya kembali pembatasan.

Namun, tidak semua negara di Asia Tenggara mengandalkan Sinovac atau Sinopharm, misalnya, Singapura, yang memiliki salah satu tingkat vaksinasi tertinggi di dunia dengan lebih dari 77% yang diinokulasi penuh, sebagian besar menggunakan Pfizer dan Moderna.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Muhammad Syahrianto

Bagikan Artikel: