Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Diangkat Jadi Dewan Pembina AHHA PS Pati, Bamsoet Dorong Olahraga Sebagai Industri

Diangkat Jadi Dewan Pembina AHHA PS Pati, Bamsoet Dorong Olahraga Sebagai Industri Ketua MPR RI Bambang Soesatyo (Bamsoet) diangkat sebagai Dewan Pembina AHHA PS Pati bersama Komjen Pol (Purn) Nanan Soekarna yang diangkat sebagai Dewan Kehormatan AHHA PS Pati serta Ustaz Gus Miftah sebagai Dewan Penasehat. | Kredit Foto: MPR
Warta Ekonomi, Jakarta -

Ketua MPR RI Bambang Soesatyo (Bamsoet) diangkat sebagai Dewan Pembina AHHA PS Pati bersama Komjen Pol (Purn) Nanan Soekarna yang diangkat sebagai Dewan Kehormatan AHHA PS Pati serta Ustaz Gus Miftah sebagai Dewan Penasehat. Bamsoet berharap seiring mulai digelarnya Liga 1 dan Liga 2 sepak bola Indonesia dengan protokol kesehatan yang sangat ketat, akan meningkatkan meningkatkan prestasi sepak bola Indonesia. Selain, menggairahkan perekonomian daerah dan nasional.

Bank Rakyat Indonesia (BRI) sebagai sponsor utama Liga 1 memperkirakan, kerugian ekonomi dari berhentinya sepak bola di dalam negeri cukup besar, mencapai Rp2,7 triliun hingga Rp3 triliun per tahun. Selain itu, terdapat 24.000 orang yang terlibat secara langsung dalam industri sepak bola nasional.

Baca Juga: Sambut Liga 2, Atta Halilintar Luncurkan Jersey AHHA PS Pati

"Menjadikan olahraga sebagai industri merupakan sebuah keniscayaan. Karenanya, kehadiran anak-anak muda terlibat dalam industri olahraga, seperti yang dilakukan Atta Halilintar bersama Putra Siregar yang mengakuisisi klub sepakbola Liga 2 PSG Pati, yang kemudian berganti nama menjadi AHHA PS Pati FC, patut didukung," ujar Bamsoet, dikutip dari keterangan persnya di Jakarta, Jumat (24/9).

Selain menjadi inspirasi bagi para pengusaha muda maupun korporat untuk turut berinvestasi dalam industri olahraga, lanjut Bamsoet yang juga hadir di acara launching jersey AHHA PS Pati, di Jakarta, Kamis malam (23/9), kehadiran Atta dan Putra juga menjadi penanda bahwa masa depan olahraga nasional masih penuh dengan berbagai harapan.

Ketua DPR RI ke-20 ini menjelaskan, tidak ada salahnya Indonesia mencontoh negara Swiss. Dengan menjadikan olahraga sebagai industri, bisa memberikan pemasukan bagi pendapatan negaranya mencapai 22,8 miliar dolar per tahun, menyerap 2,4 persen dari seluruh pasar tenaga kerja, dan menciptakan sekitar 11.000 lapangan kerja baru dalam kurun waktu 12 tahun.

"Menjadikan olahraga sebagai industri juga akan memberikan sumbangan besar terhadap pemasukan negara melalui pajak. Hasil riset Ernst & Young (EY) memperlihatkan, dalam kurun waktu 2013-2014 saja, sumbangan pajak dari Liga Primer mencapai 2,4 miliar poundsterling atau lebih dari Rp51 triliun. EY juga melaporkan bahwa liga utama Inggris juga mampu menyerap 103.354 tenaga kerja penuh waktu. Serta menyumbang produk domestik bruto (PDB) sebesar 3,4 miliar poundsterling atau Rp72,5 triliun," jelas Bamsoet.

Kepala Badan Penegakan Hukum, Pertahanan dan Keamanan KADIN Indonesia ini menambahkan, firma konsultan keuangan Deloitte melaporkan, total pendapatan 20 besar klub Eropa pada akhir musim 2016/2017 mencapai 7,9 miliar euro atau sekitar Rp128,77 triliun. Melebihi Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) sumber daya alam Indonesia yang 2018 ditargetkan Rp103,7 triliun.

"Pertumbuhan industri olahraga akan makin pesat, didukung perkembangan internet dan digitalisasi. AHHA PS Pati, misalnya, bisa memaksimalkan penjualan merchandise melalui marketplace. Tidak hanya itu, membangun komunikasi dan merekatkan ikatan persaudaraan antarsuporter juga bisa dilakukan melalui digitalisasi. Baik berupa media massa maupun berbagai bentuk kreativitas lainnya," pungkas Bamsoet.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Puri Mei Setyaningrum

Bagikan Artikel: