Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Epidemiolog: Lonjakan Kasus Dapat Kembali Terjadi di Tengah Peningkatan Mobilitas

Epidemiolog: Lonjakan Kasus Dapat Kembali Terjadi di Tengah Peningkatan Mobilitas Kredit Foto: Antara/Asep Fathulrahman
Warta Ekonomi, Jakarta -

Peningkatan mobilitas masyarakat di tengah pelonggaran aktivitas dalam Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) bisa mengarah pada potensi lonjakan kasus ketiga Covid-19 di Indonesia. Kewaspadaan dan kedisiplinan masyarakat dalam menerapkan protokol kesehatan tidak boleh mengendur agar risiko itu dapat dihindari.

Berdasarkan pantauan Kementerian Kesehatan, tingkat mobilitas masyarakat saat ini sudah jauh meningkat dibandingkan masa PPKM Darurat pada Juli atau masa PPKM level 4 pada awal Agustus. Mobilitas di hampir semua provinsi menunjukkan peningkatan. Bahkan, tingkat mobilitas di beberapa daerah seperti Jawa Barat, Banten, Jawa Tengah, dan Jawa Timur, sudah melampaui level sebelum pandemi.

Baca Juga: Duh… Varian Covid-19 Semakin Mudah Menyebar, Lebih Airborne?

Terkait hal tersebut, Epidemiolog Universitas Indonesia (UI) Tri Yunis Miko mengingatkan, "Risiko penyebaran Covid-19 makin meningkat seiring dengan makin tingginya mobilitas dan kerumunan masyarakat. Belajar dari sebelumnya, beberapa kali lonjakan kasus Covid-19 di Tanah Air terjadi setelah melewati libur panjang yang mengakibatkan mobilitas dan kerumunan orang meningkat."

Belum lagi, lanjut Tri Yunis, Indonesia akan menghadapi hari libur keagamaan serta mendekati libur tahun baru yang akan membuat mobilitas masyarakat kian tinggi. Ancaman gelombang ketiga Covid-19 juga makin besar jika capaian vaksinasi tidak sampai 50 persen pada Desember 2021.

"Prediksi Desember-Januari itu kemungkinan puncak ketiganya," kata Tri Yunis, dalam keterangan tertulis di Jakarta, Jumat (24/9/2021).

Menurutnya, kalaupun capaian vaksinasi bisa sampai 50 persen, lonjakan kasus masih bisa terjadi jika mobilitas masyarakat tidak dibatasi di periode libur panjang akhir tahun ini. Dalam skenario ini, lanjut Tri Yunis, lonjakan kasus diperkirakan akan terjadi selambat-lambatnya pada Maret 2022.

Tri Yunis juga mengingatkan, puncak kasus juga bisa terjadi jika penelusuran kontak lambat dan pengawasan saat pasien Covid-19 isolasi mandiri lemah. "Jadi ya memang bakal mengalami puncak lagi, kalau 3T lemah," ujarnya.

Oleh karena itu, Tri Yunis meminta kepada masyarakat untuk tetap patuh protokol kesehatan. Jangan sampai kondisi yang sudah membaik dan jumlah kasus yang menurun, justru membuat lengah dan abai. Jika hal ini dilupakan, risiko peningkatan kasus akan menjadi kenyataan.

"Pandemi belum usai, potensi lonjakan kasus masih bisa terjadi. Karenanya, tetap disiplin mematuhi protokol kesehatan," tegas Tri Yunis.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Puri Mei Setyaningrum

Bagikan Artikel: