Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Kasus Covid-19 Kembali Naik, Singapura Lanjutkan Transisi Secara Bertahap

Kasus Covid-19 Kembali Naik, Singapura Lanjutkan Transisi Secara Bertahap Pejalan kaki yang memakai masker menunggu untuk menyeberang jalan di Singapura. | Kredit Foto: CNA/Calvin Oh
Warta Ekonomi, Singapura -

Singapura melaporkan lonjakan kasus penularan Covid-19 dengan 1.504 kasus baru pada Kamis (23/9/2021). Ini merupakan angka tertinggi sejak pandemi menerjang pada awal tahun lalu.

Kementerian Kesehatan (Ministry of Health/MOH) Singapura juga mengumumkan dua kasus kematian lagi, menjadikan jumlah kematian nasional menjadi 70 per Kamis (23/9).

Baca Juga: Tengok Singapura, Jangan Sampai Omongan Pakar Terjadi di Indonesia, Malaysia, Thailand, dan Vietnam!

Namun, kondisi ini tidak menghentikan niatan pemerintah Negeri Merlion untuk melakukan transisi secara bertahap. Negara tetangga kita ini ingin melanjutkan rencana 'hidup bersama virus Corona.'

Duta Besar (Dubes) Singapura untuk Indonesia Anil Kumar Nayar menegaskan, negaranya tetap siap menjalani transisi Covid-19 dari pandemi menjadi endemi.

“Singapura bersiap menghadapi Covid-19 menjadi endemik dan mengambil langkah-langkah untuk menjadi negara tangguh Covid-19,” ujar Dubes Nayar dalam virtual meeting dengan sejumlah pemimpin redaksi media nasional, Kamis (23/9/2021).

Cara bagi Singapura untuk tetap terhubung dengan dunia, menurut Dubes Nayar, adalah dengan melakukan pembukaan negara.

Namun, di tengah penyebaran varian Delta, tentu pembukaannya akan berlangsung secara bertahap dan penuh kehati-hatian. Termasuk membuka pintu untuk para turis asing.

“Berawal dari penilaian kami bahwa dengan mutasi virus, tidak mungkin lagi menghilangkan Covid-19 sepenuhnya. Bahkan jika kita melakukan lockdown untuk waktu yang lama. Strategi keseluruhan kami adalah keseimbangan yang Fermat antara melindungi kehidupan dan mata pencaharian,” ujar Dubes Nayar.

Salah satu kunci untuk mencapai kesuksesan program ini adalah melakukan vaksinasi Covid-19 yang baik.

Dubes Nayar menjelaskan, per Rabu (22/9/2021), 82 persen dari 5,9 juta populasi Singapura sudah divaksinasi dosis penuh. Sementara, 84 persen sudah menerima setidaknya satu dosis.

“Dibandingkan dengan tahun lalu, Singapura berada di posisi yang lebih baik dalam menghadapi situasi Covid-19 dengan peningkatan tes Covid-19 dan kemampuan pelacakan kontak. Serta program vaksinasi yang berjalan dengan baik,” ujarnya.

Ia mengakui, lonjakan kasus seperti ini memang sudah diprediksi. Hal ini diantisipasi dengan terus melindungi sistem pelayanan kesehatan Singapura, agar tidak kewalahan.

“Jumlah pasien yang sakit parah dan meninggal dunia sedang dipantau secara ketat. Situasinya dapat dikendalikan, sebagian besar karena percepatan vaksinasi,” tegasnya.

Vaksinasi Tahunan

Dubes Nayar turut menjelaskan strategi dalam mempertahankan perlindungan warganya terhadap varian-varian baru virus Corona ke depan. Salah satunya adalah kemungkinan akan merilis program vaksinasi tahunan yang komprehensif, di mana vaksinasi dosis tambahan (booster) akan diberikan secara teratur.

“Mulai bulan ini, kami telah memberikan vaksinasi tambahan kepada lansia berusia 60 tahun ke atas, penghuni fasilitas perawatan lanjut usia, dan orang yang mengalami gangguan kekebalan,” ujarnya.

Selain itu, mereka juga melaksanakan pendekatan diferensiasi vaksinasi di Singapura. Warga yang sudah divaksinasi dosis penuh akan diizinkan untuk melakukan lebih banyak kegiatan di ruang publik. Sedangkan yang belum divaksinasi akan dibatasi.

“Sementara bagi individu yang tidak divaksinasi, perlu melakukan langkah-langkah pengelolaan yang lebih aman untuk melindungi diri mereka sendiri dan orang-orang di sekitar mereka,” ujar Dubes Nayar.

Ia mengakui, negaranya belum mencapai angka 100 persen vaksinasi. Namun, pemerintahnya akan memaksimalkan jumlah penerima vaksin.

"Untuk vaksinasi yang belum mencapai 100 persen dari populasi, ada berbagai alasan. Misalnya, beberapa dari mereka memiliki masalah kesehatan yang menghalangi mereka untuk divaksinasi," ujarnya.

Ia menjelaskan kenapa warga Singapura belum divaksin 100 persen, padahal negaranya kaya dan jumlah penduduknya juga sedikit.

"Selain itu, anak-anak di bawah usia 12 tahun tidak dapat divaksinasi. Dan beberapa orang, terutama lansia yang tinggal sendiri, mungkin memerlukan lebih banyak upaya untuk menjangkau mereka mendapat layanan vaksinasi, misalnya dari pintu ke pintu," tambahnya.

Saat ini, Singapura menggunakan vaksin Moderna dan Pfizer secara gratis. Namun, kata Dubes Nayar, bagi mereka yang ingin menggunakan vaksin selain Moderna dan Pfizer, misalnya Sinovac, diperbolehkan.

Tapi hal itu dilakukan secara mandiri, karena tidak disediakan pemerintah. Singapura juga sudah mulai memberikan vaksin booster untuk kelompok lansia pada 15 September lalu.

"Ini adalah awal yang menggembirakan dan kami berharap lebih banyak lansia dapat mengambil suntikan pendorong mereka. Suntikan itu akan melindungi Anda lebih baik selama berbulan-bulan, atau bahkan lebih lama," ujar Menteri Kesehatan Singapura Ong Ye Kung seperti dikutip Reuters, pada Senin (20/9/2021).

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Muhammad Syahrianto

Bagikan Artikel: