Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Waspada! Gestational Diabetes Meningkatkan Risiko ADHD pada Anak

Waspada! Gestational Diabetes Meningkatkan Risiko ADHD pada Anak Kredit Foto: Unsplash/Suhyeon Choi
Warta Ekonomi, Jakarta -

Diabetes merupakan kondisi yang berdampak besar bagi tubuh. Kondisi ini juga makin diperparah apabila jenis diabetes yang dialami sifatnya khusus, seperti gestational diabetes. Kondisi diabetes saat hamil berpengaruh bukan saja pada wanita hamil tetapi juga pada anak.

Dampaknya bukan saja selama kehamilan berlangsung tetapi juga pada saat anak telah lahir dan mengalami pertumbuhan hingga bertahun-tahun lamanya.

Baca Juga: Penting Dipahami Penderita Diabetes, Apa Itu Indeks Glikemik?

Melansir laman kesehatan Health, sebuah studi baru menunjukkan anak kecil jauh lebih mungkin mengalami masalah perhatian dan hiperaktif (Attention-deficit/hyperactivity disorder/ADHD) jika ibu mereka menderita diabetes selama kehamilan dan mereka dilahirkan dalam keluarga miskin atau kelas menengah ke bawah.

Penelitian yang diterbitkan di Archives of Pediatrics and Adolescent Medicine, menemukan bahwa anak berusia enam tahun yang ibunya menerima diagnosis diabetes selama kehamilan (dikenal sebagai diabetes gestasional) dua kali lebih mungkin dibandingkan teman sebayanya untuk memenuhi kriteria defisit perhatian. gangguan hiperaktif (ADHD) pada usia enam tahun.

Tinggal di keluarga dengan status sosial ekonomi di bawah rata-rata juga menggandakan risiko ADHD pada anak usia enam tahun.

Tetapi anak-anak dengan kedua faktor risiko tadi yakni mereka yang terpapar diabetes gestasional dan dibesarkan di rumah tangga yang kurang makmur secara ekonomi memiliki risiko ADHD 14 kali lipat lebih tinggi dibandingkan dengan anak-anak yang tidak memiliki faktor risiko tersebut.

Temuan ini tidak membuktikan bahwa diabetes gestasional secara langsung menyebabkan ADHD, tetapi para peneliti mengatakan bahwa mereka mengirim pesan kepada ibu dan dokter bahwa diabetes gestasional dapat menimbulkan bahaya tersembunyi bagi anak setelah lahir, terutama jika anak tumbuh di lingkungan yang menantang.

Baca Juga: Apa Itu Diabetes?

"Para ibu harus menyadari bahwa diabetes gestasional dapat memengaruhi janinnya," kata Yoko Nomura, PhD, penulis utama studi tersebut dan asisten profesor klinis psikiatri di Mount Sinai School of Medicine, di New York City.

Diabetes gestasional, yang mempengaruhi sekitar 5% ibu hamil di Amerika Serikat, umumnya berkembang selama trimester kedua atau ketiga kehamilan, jendela waktu yang sama di mana janin mengalami ledakan perkembangan otak yang kritis.

Wanita dengan diabetes gestasional memiliki gula darah (glukosa) yang sangat tinggi. Nomura melanjutkan, Jika janin dibombardir dengan kelebihan gula darah, energi yang biasanya digunakan untuk pengembangan sistem saraf berpotensi dialihkan untuk menyerap kelebihan itu, Akibatnya, sistem saraf pusat mungkin tidak berkembang dengan baik.

Baca Juga: Luka pada Tubuh Penderita Diabetes Kerap Menimbulkan Bau, Bagaimana Cara Mengatasinya?

Lebih lanjut Nomura menyatakan bahwa tumbuh dalam kemiskinan kemungkinan akan memperburuk defisit sistem saraf yang mendasarinya.

Sementara itu Luigi Garibaldi, M.D., direktur klinis endokrinologi pediatrik di Rumah Sakit Anak Pittsburgh mengungkapkan bahwa wanita berpenghasilan rendah mungkin tidak mengontrol diabetes gestasional mereka serta bukan calon ibu yang lebih sejahtera secara ekonomi.

"Mengalami diabetes selama kehamilan dengan sendirinya mungkin tidak terlalu buruk, tetapi jika Anda tidak merawatnya, mungkin ada konsekuensi pada perkembangan otak anak," kata Garibaldi, yang tidak terlibat dalam penelitian ini.

Baca Juga: Penderita Diabetes Boleh Makan Sate? Ternyata Mengonsumsi Daging…

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Bayu Muhardianto
Editor: Bayu Muhardianto

Bagikan Artikel: