Vaksin Covid-19 hadir sebagai salah satu upaya dunia mengatasi dan mengakhiri pandemi Covid-19. Dengan kerja sama global, pengadaan vaksin Covid-19 telah melalui penelitian dan uji klinis sehingga keamanan dan keefektifannya terjamin.
Sayangnya, masih ada sebagian masyarakat yang ragu terhadap vaksin Covid-19. Bagaimana sebaiknya menyikapi orang yang demikian? Direktur Yale Institute for Global Health, Dr. Saad Omer, memberikan jawabannya. Baca Juga: Pahami Syarat untuk Jadi Pendonor Plasma Konvalesen Covid-19
Hal pertama yang dapat dilakukan jika bertemu orang yang skeptis terhadap vaksin Covid-19 yakni berempati dengan nilai-nilai yang mereka yakini. Dr. Omer mengatakan, empati dapat ditunjukkan ketika orang tersebut mengeluhkan sulitnya melakukan aktivitas akibat pandemi Covid-18. Perlu disampaikan pula bahwa tempat-tempat yang ingin mereka datangi akan mulai dapat diakses kembali setelah semua orang menerima vaksin. Baca Juga: Cegah Covid-19 Varian Mu, Epidemiolog: Prokes, 3T, Vaksinasi!
"Pastikan bahwa mereka merasa didengar. Jangan fokus hanya pada vaksin karena vaksin hanya salah satu aspek dan fokus hanya vaksin justru menurunkan peluang keberhasilan dalam meyakinkan mereka," tegasnya dilansir pada Selasa, 28 September 2021.
Rasa empati juga dapat dilakukan dengan membangun diskusi mengenai Covid-19 serta dampak negatifnya yang meluas. Dengan begitu, diskusi dapat dilanjutkan dengan membahas pengorbanan yang dilakukan oleh setiap orang, misalnya menahan diri dari keinginan bertemu dengan kerabat.
Sikap berikutnya yang perlu dilakukan ialah tidak memotong omongan lawan bicara. Alih-alih memotong pembicaraan lebih baik simak dan pahami sudut pandang mereka. Berikutnya, bantu mereka supaya merasa berdaya karena dengan mereka mau vaksinasi berarti telah membawa kebaikan bagi banyak orang.
"Anda tidak perlu setuju dengan informasi yang salah, namun Anda bisa berempati dan melanjutkan percakapan alih-alih mengakhiri atau menyudahi diskusi,” sambungnya.
Saat bertemu dengan mereka yang ragu vaksin Covid-19, usahakan untuk tidak fokus kepada mitos, tetapi lebih baik meluruskan misinformasi yang terjadi dengan menyajikan fakta. Kemudian, coba asumsikan bahwa mereka akan menerima vaksin sehingga bisa melakukan pendekatan komunikasi presumtif. Terakhir, tidak perlu berkecil hati karena memang dibutuhkan waktu dan kesabaran dalam menyikapi orang yang skeptis terhadap vaksin Covid-19.
"Kuncinya adalah dengan tetap menjalin hubungan baik dengan mereka," kata Dr. Omer.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Lestari Ningsih
Editor: Lestari Ningsih