Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Potensi Kerusuhan Besar Hamas vs Israel, Amerika Sampai Lakukan ini

Potensi Kerusuhan Besar Hamas vs Israel, Amerika Sampai Lakukan ini Kredit Foto: AFP/Said Khatib
Warta Ekonomi, Washington -

Potensi kerusuhan besar Hamas dan Israel membuat penasihat keamanan nasional Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden Jake Sullivan menuju ke Kairo, Mesir pada hari Rabu (29/9/2021).

Dia pergi  untuk melakukan pembicaraan dengan pejabat pemerintah setempat tentang meningkatnya ketegangan antara kedua pihak yang berkonflik itu.

Baca Juga: Miris, Naftali Bennett Ketahuan Ogah Bicarakan Konflik Israel-Palestina di PBB

Pemerintahan Biden sangat bergantung pada Mesir, yang telah lama memainkan peran sebagai mediator antara Israel dan kelompok Hamas, untuk membantu menjaga stabilitas di kawasan itu.

"Dia juga akan membahas peran Mesir dalam mempromosikan keamanan dan kemakmuran bagi Israel dan Palestina menyusul kunjungan Perdana Menteri Israel Naftali Bennet ke Mesir awal bulan ini," kata juru bicara Dewan Keamanan Nasional Emily Horne.

Menurut Horne, Sullivan berencana untuk menindaklanjuti pembicaraan Mesir selama pertemuan dengan timpalannya dari Israel, Eyal Hulata, minggu depan di Washington.

Pembicaraan dengan Haluta juga akan mencakup “pertemuan Kelompok Konsultatif Strategis AS-Israel,” kata Horne. 

Itu adalah Gugus tugas bersama sebagian besar difokuskan pada upaya koordinasi antara Washington dan Yerusalem untuk melawan Iran dan program nuklirnya.

Mesir menengahi gencatan senjata setelah perang 11 hari antara Israel dan Hamas meletus pada Mei.

Pekan lalu terjadi salah satu bentrokan paling mematikan di Tepi Barat dalam beberapa tahun terakhir, dengan pasukan Israel membunuh lima pria bersenjata Hamas selama penggerebekan. Dua tentara Israel terluka parah.

Pejabat Israel mengatakan kepada media Ibrani bahwa serangan yang menargetkan tersangka anggota sel Hamas mencegah serangan teror besar yang mengingatkan pada Intifada Kedua.

Sel tersebut berencana untuk melakukan serangkaian penculikan dan pembunuhan di seluruh negeri, kata pejabat pertahanan kepada berita Channel 13. 

Pejabat memperkirakan bahwa sel tersebut juga telah merencanakan serangan besar di Yerusalem.

Dia mengatakan hal itu mirip dengan yang terlihat selama pemberontakan kekerasan di awal 2000-an, tanpa menjelaskan lebih lanjut.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Muhammad Syahrianto

Bagikan Artikel: