Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Rusia Murka Saat Tahu Niat Utama AUKUS dan Quad Bisa Acak-acak ASEAN

Rusia Murka Saat Tahu Niat Utama AUKUS dan Quad Bisa Acak-acak ASEAN Kredit Foto: AP Photo/Alexander Zemlanichenko
Warta Ekonomi, Moskow -

Menteri Luar Negeri Rusia Sergey Lavrov mengkritisi pembentukan aliansi pertahanan baru antara Australia, Inggris dan Amerika Serikat (AS) atau dikenal sebagai AUKUS serta dialog empat sisi tentang keamanan yang melibatkan AS, Jepang, India, dan Australia (Quad).

Menurut Lavrov, AUKUS dan Quad diarahkan untuk mengikis format kerja sama universal yang telah berlangsung lama di Asia-Pasifik di bawah naungan ASEAN. Dia mengungkapkan, salah satu tren paling modis saat ini adalah apa yang disebut sebagai strategi Indo-Pasifik yang ditemukan AS.

Baca Juga: Ahli Buka-bukaan, ASEAN Dilarang Diam Hadapi Masalah yang Dibawa Amerika dan Australia Sebelum...

“Semua ini mengikuti garis mengikis format universal di kawasan Asia-Pasifik yang ada selama beberapa dekade terakhir di bawah naungan ASEAN,” kata Lavrov saat berbicara di Majelis ke-29 Dewan Kebijakan Luar Negeri dan Pertahanan Rusia pada Sabtu (2/10/2021) dikutip laman kantor berita Rusia, TASS.

Menurut Lavrov, KTT Asia Timur, forum keamanan ASEAN, pertemuan para menteri pertahanan dan mitra ASEAN atau kerap disebut ASEAN+, dan sejumlah format lainnya yang berdasarkan prinsip konsensus merupakan beberapa format universal yang terkikis oleh pembentukan AUKUS serta Quad.

Pada 15 September lalu, pembentukan AUKUS diumumkan. Prancis menjadi negara yang mengkritik keras pembentukan aliansi baru pertahanan tersebut.

Pasalnya tak lama setelah pengumuman, Australia membatalkan kontrak pembelian kapal selam diesel-elektrik bernilai puluhan miliar dolar dengan Prancis. Kemudian pada saat bersamaan, Canberra mengumumkan bakal membeli kapal selam bertenaga nuklir dari Washington.

Prancis memutuskan menarik duta besarnya untuk Australia dan AS pasca-pengumuman pembatalan kontrak pembelian kapal selam tersebut.

Perdana Menteri Australia Scott Morrison sempat membantah tuduhan Prancis bahwa negaranya berbohong perihal rencananya membatalkan kontrak. Morrison mengklaim telah menyuarakan keprihatinan atas kesepakatan itu sejak beberapa bulan lalu.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Muhammad Syahrianto

Bagikan Artikel: