Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Aliran Duit Taliban yang Gak Ada Habisnya Ternyata dari Ganja dan Opium

Aliran Duit Taliban yang Gak Ada Habisnya Ternyata dari Ganja dan Opium Kredit Foto: Getty Images/AFP/Wakil Kohsar
Warta Ekonomi, Kabul -

Taliban disebut-sebut punya sumber penghasilan yang tak ada habisnya. Ada ganja dan opium yang diyakini jadi ATM Taliban.

Para ahli dalam sidang Kongres AS memperkirakan bahwa 50 persen dari Produk Domestik Bruto (PDB) Afghanistan pada 2009 berasal dari hasil perdagangan obat-obatan terlarang.

Baca Juga: Rusia bakal Ajak Taliban ke Moskow, Ternyata Ini Tujuannya...

Opium menjadi salah satu penyumbang finansial Taliban. Namun, mereka mengatakan tidak akan mengizinkan petani Afghanistan menanam bunga opium.

Alasannya, Taliban tengah berusaha mencari pengakuan internasional usai berhasil menguasai negara itu pertengahan Agustus lalu.

Jika pengakuan tak kunjung datang, mereka bisa jadi mengandalkan sumber pendapatan yang signifikan dari penyelundupan narkoba.

Afghanistan disebut bertanggung jawab atas sekitar 80 persen pasokan opium dan heroin global.

Pada tahun fiskal 2019-2020 saja, Taliban meraup USD 1,6 miliar atau Rp22,8 triliun dari berbagai sumber.

Mereka mampu memperoleh USD 416 juta atau Rp 5,94 triliun dari penjualan opium.

Sementara dari mineral lebih dari USD 400 juta atau 5,7 triliun. Dan USD 240 juta dari sumbangan donor serta kelompok swasta.

Saat ini, Taliban dijkenal sebagai pengedar narkoba.

Namun, penulis Gretchen Peters, penanaman opium maupun ganja hanya bagian dari taktik untuk mempersenjatai diri melawan musuh.

Dan semua itu dituangkan dalam bukunya Seeds of Terror: How Heroin Is Bankrolling the Taliban and Al-Qaeda.

"Afghanistan tidak dapat bertahan hidup tanpa opium. Ini secara bersamaan membunuh Afghanistan sambil juga menjaga sejumlah besar orang tetap hidup," katanya, seperti dikutip Reuters.

Cerita soal ganja lain lagi. Kualitas ganja di Afghanistan disebut-sebut menjadi salah satu yang terbaik di dunia, terutama dalam bentuk cannabis resin (hasis).

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Muhammad Syahrianto

Tag Terkait:

Bagikan Artikel: