Geger Buku Putih China Jadi Sorotan di Indonesia, Apa Isi Sebenarnya?
Pemerintah China menghadapi tekanan internasional terutama di bidang perdagangan dan perjanjian investasi karena menempatkan etnis muslim Uighur di dalam kamp yang dianggap bertentangan dengan HAM seperti penyiksaan, kerja paksa dan sterilisasi paksa wanita.
“Sudah, lah. Stop kekejian terhadap muslim Uighur. China jangan terus mengelak dan hambat penyidikan yang dilakukan Komisaris Tinggi HAM PBB atau organisasi HAM independen internasional di Xinjiang,” lanjut Romadhon.
Baca Juga: Taliban Segera Gandeng China, Umat Muslim Uighur di Afghanistan Ketar-Ketir
China melakukan propaganda untuk membantah fakta dan bukti genosida terhadap muslim Uighur dengan melalukan beberapa langkah terhadap kebijakan otoritas bea cukai Barat agar produk Xinjiang yang diduga diproduksi dengan kerja paksa tidak diboikot.
Meski begitu, berbagai dokumen, foto, dan video terkait aksi genosida yang dilakukan oleh negeri panda ini beredar luas di publik sehingga semakin banyak negara-negara di dunia yang ikut menentang perlakuan China terhadap muslim Uighur.
Bahkan, Israel ikut menandatangani pernyataan bersama yang disampaikan kepada Dewan Hak Asasi Manusia Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNHCR) agar mendesak China untuk mengizinkan pengamat independen mengakses wilayah Xinjiang barat.
“Coba bayangkan, negara zionis Israel yang dikenal bersebrangan dengan umat muslim, ikut mengecam apa yang mereka sebut penindasan China terhadap komunitas Uighur,” ujar Romadhon.
Pernyataan bersama ini juga didukung oleh Australia, Inggris, Prancis, Jerman, Italia, Jepang, Spanyol dan Amerika Serikat.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Muhammad Syahrianto