Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Kiat-Kiat Menjaga Kesehatan Mental dan Imun di Masa Pandemi

Kiat-Kiat Menjaga Kesehatan Mental dan Imun di Masa Pandemi Kredit Foto: Unsplash/Anthony Tran
Warta Ekonomi, Jakarta -

Tanggal 10 Oktober diperingati sebagai Hari Kesehatan Mental Sedunia (World Mental Health Day). Momen ini merupakan waktu yang tepat untuk kita mengerti dan memahami pentingnya kesadaran bahwa menjaga kesehatan mental agar tetap sehat sama pentingnya dengan menjaga kesehatan fisik, terlebih di masa pandemi saat ini.

Pendiri Aplikasi KALBU (platform online untuk kesehatan mental masyarakat) Iman Hanggautomo mengatakan, kesehatan mental sangat penting karena antara kesehatan mental dan kesehatan fisik adalah dua hal yang saling menunjang satu dengan lainnya.

Baca Juga: Toxic Productivity Perlu Dihindari Agar Kesehatan Mental Terjaga

"Kalau kesehatan mental terganggu, bisa menyebabkan masalah pada hipertensi atau jantung. Begitu juga sebaliknya. Maka, dua hal ini harus berjalan beriringan," kata Iman, dikutip dari keterangan tertulisnya di Jakarta, pada Selasa (12/10).

Selain itu, ia mengungkapkan, masalah pencernaan seperti maag dan gangguan asam lambung lainnya juga berpotensi terganggu jika tidak ada keseimbangan antara mental dan fisik.

"Kaitan antara kesehatan mental dengan imun itu sangat kuat. Kesehatan mental itu tentang kesejahteraan emosional dan nyaman pada diri kita sendiri. Maka, apabila ini baik, otomatis imun tubuh juga akan baik," ungkap Iman.

Sebagai pemerhati kesehatan mental, Iman menyebut ada beberapa kiat yang dapat dilakukan untuk menjaga kesehatan mental dan imun, yakni:

1. Olahraga teratur

Dengan melakukan olahraga teratur akan memberikan dampak yang baik bagi tubuh dan pikiran.

2. Memiliki orang yang dapat dipercaya

Tujuannya untuk bercerita atau mengeluarkan keluh kesah. Jika tidak memiliki orang yang dianggap dapat dipercaya untuk mencurahkan isi hati, dapat menggunakan bantuan profesional seperti psikolog.

3. Bersyukur

Harus disadari mau tidak mau, saat ini kita memang dalam kondisi pandemi Covid-19. Jangan mengeluh, tetaplah bersyukur karena kita masih diberikan kesempatan untuk menjalani kehidupan. "Makin banyak mengeluh, maka akan makin depresi," kata Iman.

4. Komunikasi yang baik

Bagi yang telah berumah tangga, komunikasi adalah kunci untuk keberlangsungan pernikahan. Baik suami maupun istri harus saling terbuka menyampaikan keinginannya. Menurut Iman, dengan adanya sistem kerja Work From Home (WFH), 24 jam penuh kegiatan dilakukan di rumah sehingga kemungkinan ribut lebih banyak karena komunikasi yang tidak sesuai.

"Misal si suami maunya dilayani, sedangkan istri maunya dipuji, mau suaminya bangun pagi. Kalau hal ini tidak saling dikomunikasikan, sama-sama tidak tahu, jadi sering bertengkar," ucapnya.

Oleh sebab itu, komunikasi merupakan hal yang sangat penting bagi keharmonisan rumah tangga, termasuk juga dengan anggota keluarga yang lain seperti anak. "Anak juga diajak diskusi maunya apa. Diajak ngobrol sehingga semua dapat berjalan dengan baik," imbuh Iman.

5. Meluangkan waktu istirahat

Dengan adanya sistem kerja WFH tidak dapat dimungkiri bahwa jam kerja menjadi tidak teratur. Banyak yang harus bekerja hingga malam. Iman mengatakan, harus dibuat jadwal yang tepat agar waktu istirahat teratur dan tetap dapat melakukan kegiatan lainnya bersama keluarga.

"Buat jadwal, misal bangun pagi olahraga lalu masak dan sarapan bersama istri. Lalu kerja hingga sore. Setelah itu, malam main sama anak, kemudian tidur yang cukup," kata Iman.

6. Pola makan yang baik

Selain lima kiat di atas, untuk menjaga imun agar tetap sehat di masa pandemi juga harus memperhatikan pola makan yang baik dan benar. Konsumsi buah dan sayur serta hindari makanan cepat saji.

7. Vitamin

Terakhir, Iman mengatakan bisa melengkapi asupan dan gizi dengan mengonsumsi vitamin sesuai kebutuhan masing-masing individu.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Puri Mei Setyaningrum

Bagikan Artikel: