China Klaim Latihan Militer di Dekat Taiwan sebagai Langkah Adil
Kantor China untuk Urusan Taiwan, pada Rabu (12/10/2021) mengatakan, latihan militer Beijing di dekat Taipei ditargetkan pada pasukan yang mempromosikan kemerdekaan pulau itu dan merupakan langkah "adil" untuk melindungi perdamaian dan stabilitas.
Ma Xiaoguang, juru bicara Kantor China untuk Urusan Taiwan, mengatakan penyebab ketegangan saat ini adalah "kolusi" Partai Progresif Demokratik (DPP) yang berkuasa di Taiwan dengan kekuatan asing dan "provokasi" untuk mencari kemerdekaan Taiwan.
Baca Juga: China Peringatkan Tidak Punya Pilihan Selain Perang Jika Taiwan Melanjutkan Tindakan Provokatif
"Itu benar-benar hanya tindakan. Otoritas DPP 'hyping dari apa yang disebut 'ancaman militer' dari daratan adalah untuk sepenuhnya membalikkan benar dan salah, dan tuduhan palsu," kata Ma, dilansir Reuters, Rabu (13/10/2021).
"Jika otoritas DPP dengan keras kepala terus melakukan hal-hal dengan cara yang salah, dan tidak tahu bagaimana mundur dari tepi, itu hanya akan mendorong Taiwan ke dalam situasi yang lebih berbahaya," tambahnya.
Berbicara pada konferensi pers reguler di Beijing, dikatakannya juga bahwa latihan itu ditujukan untuk campur tangan kekuatan eksternal.
Dia berbicara setelah China melancarkan empat hari berturut-turut serangan angkatan udara massal ke zona identifikasi pertahanan udara Taiwan yang dimulai 1 Oktober, bagian dari pola yang dilihat Taipei sebagai peningkatan pelecehan militer oleh Beijing.
Terlepas dari komentar Ma, baik Presiden China Xi Jinping dan Presiden Taiwan Tsai Ing-wen membuat pidato yang relatif berdamai pada akhir pekan, bahkan ketika Xi berjanji untuk membawa Taiwan di bawah kendalinya dan Tsai mengatakan mereka tidak akan dipaksa untuk tunduk pada China.
Xi tidak menyebutkan menggunakan kekuatan atas Taiwan, sementara Tsai menegaskan kembali keinginan untuk perdamaian dan dialog dengan China.
Latihan China ditujukan untuk kolusi ini - referensi terselubung untuk dukungan AS untuk Taiwan - dan kegiatan separatis, melindungi kedaulatan negara dan integritas teritorial serta perdamaian dan stabilitas di Selat Taiwan, tambahnya.
Ketegangan militer dengan China, yang mengklaim Taiwan sebagai wilayahnya sendiri, adalah yang terburuk dalam lebih dari 40 tahun, menteri pertahanan Taiwan mengatakan pekan lalu, menambahkan China akan mampu melakukan invasi "skala penuh" pada tahun 2025.
Taiwan mengatakan itu adalah negara merdeka yang disebut Republik China, nama resminya, dan akan mempertahankan kebebasan dan demokrasinya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Muhammad Syahrianto
Tag Terkait: