Jika pendapatan adalah garis hidup sebuah organisasi, maka keuangan adalah jantung yang memonitor nadi sebuah perusahaan, mengawasi setiap perencanaan, anggaran, biaya, hasil laporan, yang berpacu untuk terus tumbuh dan tetap menjadi yang terdepan di tengah ketidakpastian.
Meskipun peran keuangan secara perlahan telah meningkat, dalam beberapa tahun belakangan ini telah terjadi perubahan drastis seiring dengan peralihan sistem yang digunakan perusahaan ke digital, mendefinisikan ulang penawaran dan model operasionalnya, serta memposisikan diri ke dalam lanskap yang terus berubah cepat.
Industri jasa consumer food misalnya. Sektor jasa ini telah beralih ke saluran online yang didorong oleh kondisi pandemi. Diperkirakan saat ini omsetnya akan bernilai US$42 miliar.
Industri ini mengalami pertumbuhan yang pesat dari sisi jumlah outlet F&B di mana perusahaan memanfaatkan super apps dan teknologi cloud untuk mentransformasi model bisnisnya.
Franki Djingga, Head of Mid Market, SAP Indonesia, dalam artikelnya berjudul Smart Finance Kunci untuk Memberdayakan UKM Lewat Kelincahan Inovasi di Era New Normal mengungkapkan, selama 4 tahun terakhir, saluran online tumbuh setidaknya 5 kali lipat dibandingkan dengan saluran offline.
Diungkapkan, E-commerce di Indonesia juga mengalami pertumbuhan yang sangat cepat, terutama e-grocery services, dengan tingkat pertumbuhan rata – rata (CAGR) 83% pada periode 2015-2020, dan bernilai hingga Rp 21 triliun pada tahun 2020.
Meskipun e-grocery sudah berkembang pesat sebelumnya, pandemi Covid-19 menjadi stimulus besar yang mendorong kenaikan permintaan pada tahun 2020, di mana e-commerce makanan dan minuman diperkirakan tumbuh dua kali lipat dibandingkan dengan tahun 2019.
“Hal ini yang membuat perusahaan memperluas wilayah operasional dan pemasaran produknya di luar wilayah bisnis sebelumnya, yang kebanyakan di Pulau Jawa. Terkonsentrasinya wilayah operasional dan pemasaran di Pulau Jawa, disebabkan oleh ketersediaan infrastruktur yang lebih baik daripada wilayah Indonesia lainnya,” ujarnya.
Covid-19 telah mengubah cara perusahaan berbisnis untuk selamanya.
Menurut survei yang dilakukan oleh McKinsey & Company baru –baru ini, 88% konsumen Indonesia berencana untuk tetap melakukan belanja online meskipun di era pasca Covid-19.
Artinya, pelaku bisnis harus menyiapkan diri akan dunia baru. Perusahaan menengah khususnya harus mengimplementasikan teknologi digital untuk bersaing dengan pesaing yang lebih besar.
Beberapa pekerjaan seperti mengawasi arus kas, mengelola procurement dan mengintegrasikan pemasaran dan penjualan, semuanya bisa dilakukan dengan cepat melalui platform teknologi yang tepat.
Untuk beralih ke normal baru, perusahaan menengah harus mengimplementasikan sistem smart finance yang memungkinkan mereka bisa meningkatkan pendapatan lewat produktivitas yang lebih baik dan otomasi proses procurement.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Ferry Hidayat
Tag Terkait: