Panas Dingin China Melangkah ke Timur! Anggaran Militer Jepang Didobel, Kuda-Kuda Dipasang
Sebagai sekutu, Amerika Serikat (AS) telah mendorong Jepang banyak belanja untuk pertahanan.
Yoichiro Sato, pengamat hubungan internasional di Universitas Ritsumeikan Asia Pasifik mengatakan, para pemimpin konservatif LDP ingin Jepang bangkit lagi.
Baca Juga: Bagaimana Amerika Melindungi Taiwan Tanpa Berperang dengan China?
“Mereka sedang menentukan arah, itulah yang ingin dilakukan oleh kaum konservatif,” ujar Sato, dilansir Reuters, kemarin.
Robert Ward, pengamat dari London di Institut Internasional untuk Studi Strategis mengatakan, langkah itu sebagai manifesto LDP untuk menggalang dukungan publik untuk perubahan kebijakan pertahanan.
“Arah perjalanan sekarang sudah ditentukan,” tegas Ward.
Disebutkan, bahwa strategi militer Jepang difokuskan pada mempertahankan wilayah di sepanjang tepi Laut Cina Timur. Di mana Tokyo terkunci dalam perselisihan dengan Beijing atas sekelompok pulau tak berpenghuni itu. Rantai Okinawa, Taiwan, dan pulau-pulau yang membentang melalui Filipina membentuk apa yang disebut oleh para perencana militer sebagai Rantai Pulau Pertama.
Penghalang alami bagi operasi China di Pasifik Barat. Dengan tambahan anggaran militer 50 miliar (sekitar Rp 700 triliun) per tahun, Jepang dapat membeli lebih banyak peralatan dari AS. Termasuk pesawat tempur siluman F-35.
Pesawat utilitas tilt-rotor Osprey dan drone pengintai, serta peralatan buatan dalam negeri. Seperti kapal pendarat amfibi, kapal perang kompak, kapal induk, kapal selam, satelit dan peralatan komunikasi untuk melawan perang yang berkepanjangan.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Muhammad Syahrianto