Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Didatangi Ribuan Jemaah, Masjid Istiqlal Jadi Lembaga Keagamaan Tersibuk di Indonesia

Didatangi Ribuan Jemaah, Masjid Istiqlal Jadi Lembaga Keagamaan Tersibuk di Indonesia Kredit Foto: Antara/Indrianto Eko Suwarso
Warta Ekonomi, Jakarta -

Direktur Utama Istiqlal Global Fund (IGF) Mulyono Lodji menyatakan bahwa Masjid Istiqlal menjadi lembaga keagamaan tersibuk di Indonesi. Pasalnya, Masjid Istiqlal memiliki beragam agenda kegiatan, baik yang bersifat internal maupun eksternal, yang berkaitan dengan jemaah.

Mulyono merinci, Masjid Istiqlal memiliki madrasah dari tingkatan Raudlatul Athfal, Ibtidaiyah, Tsanawiyah, dan Aliyah dengan jumlah pelajar atau santri mencapai 1.000 orang. Selain itu, Masjid Istiqlal juga memiliki program Pelatihan Kader Ulama yang dilakukan secara formal dan informal dengan dikombinasikan pendidikan tinggi S2 hingga S3.

Baca Juga: Surveyor Indonesia bersama Masjid Istiqlal Kolaborasi Gencarkan Sertifikasi Halal

"Ditambah dengan karyawan sebanyak 300 orang dan jumlah jemaah secara harian mencapai 1.000 orang. Bahkan, kalau di waktu normal bisa mencapai 2.000 sampai 5.000 jemaah," katanya pada Sosialisasi Program dan Teknis Pendaftaran Sertifikasi Halal Gratis, Senin (18/10/2021).

Dalam kondisi tersebut, kata Mulyono, Imam Besar beserta pimpinan Badan Pengelola Masjid Istiqlal (BPMI) membutuhkan sebuah lembaga yang fokus terhadap pelayanan jemaah yang dalam sehari jumlahnya mencapai ribuan. Karenanya, didirikanlah Istiqlal Global Fund (IGF).

Selain berkomitmen terhadap pelayanan kepada jemaah, IGF juga akan difokuskan untuk mengelola usaha, bisnis, dan filantropi di Masjid Istiqlal sehingga bagi jemaah atau pengunjung yang membutuhkan makanan, minuman, oleh-oleh, atau hal administrasi lainnya tidak perlu jauh keluar dari lingkungan Masjid Istiqlal.

"Hal tersebut dilakukan untuk memberikan kenyamanan bagi jemaah. Istiqlal bukanlah lembaga bisnis, tapi ada ruang bisnis usaha yang bisa dikembangkan," jelasnya.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Bethriq Kindy Arrazy
Editor: Puri Mei Setyaningrum

Tag Terkait:

Bagikan Artikel: