Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Industri Manufaktur RI Masih Belum Optimal, INDEF: Penerapan Pajak Karbon Perlu Berhati-hati

Industri Manufaktur RI Masih Belum Optimal, INDEF: Penerapan Pajak Karbon Perlu Berhati-hati Kredit Foto: Antara/Sigid Kurniawan
Warta Ekonomi, Jakarta -

Kepala Peneliti Center of Food, Energy, and Sustainable Development INDEF Abra Talattov mengingatkan pemerintah untuk berhati-hati dalam mengimplementasikan penerapan pajak karbon.

Hal ini menimbang pertumbuhan industri manufaktur dan porsinya terhadap produk domestik bruto (PDB) masih mengalami penurunan dan belum mencapai titik optimal.

Baca Juga: Selama Pandemi Covid-19, Industri Manufaktur di Indonesia Alami Penurunan

"Tetapi di tengah jalan kita sudah dikenalkan dengan pajak karbon yang punya tujuan mengurangi dampak lingkungan," kata Abra dalam diskusi daring INDEF, Jumat (22/10/2021).

Abra menjelaskan negara lain menerapkan kebijakan yang memperhatikan lingkungan dalam pembangunan ekonomi dan industri setelah mencapai titik optimal atau telah berhasil membangun infrastruktur yang mendukung industri ramah lingkungan.

Sementara Indonesia, jika ditinjau secara historis, belum memenuhi kondisi tersebut.

Terlebih, Indonesia tergolong lower middle income atau negara berpendapatan menengah sejak tahun lalu. Hal ini melahirkan dilema dalam pengenaan pajak karbon karena dapat menjadi tantangan bagi dunia usaha serta rakyat negeri.

"Kita harus melaksanakan kebijakan pajak karbon secara moderat karena pasti ada trade off juga terhadap upaya mendorong ekonomi dan industri manufaktur. Diharapkan pengenaan pajak karbon tidak menimbulkan gejolak pada produsen dan masyarakat," pungkasnya.

Sebagai informasi, Kementerian Keuangan akan mulai menerapkan pajak karbon pada 1 April 2022. Pajak dikenakan pada sektor pembangkit listri tenaga uap (PLTU) batu bara dengan tarif sebesar Rp30 per kilogram karbon dioksida ekuivalen (CO2e).

Baca Juga: Imigrasi Depak WN Turki dari Bali gegara Sembunyikan Buronan

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Imamatul Silfia
Editor: Alfi Dinilhaq

Tag Terkait:

Bagikan Artikel: