Ujang menilai meski pola munculnya Jokowi dengan elektabilitas tinggi di 2014 itu tentu menjadi pelajaran berharga. Namun untuk 2024 nanti pilihan Mega bisa saja berpulang kepada sifat seorang ibu, bukan seorang pimpinan partai.
Itu artinya, pilihan emosional lebih dikedepankan, ketimbang memakai aspek rasional dan ilmiah melihat hasil dari sejumlah lembaga survei.
"Belum tentu juga yang dicalonkan kader yang elektabilitasnya lumayan, karena PDIP punya putri mahkota," jelasnya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Ferry Hidayat