Diabetes yang merujuk pada insulin yang tidak dapat lagi bekerja sebagai mana mestinya sehingga gula yang seharusnya menjadi energi malah menumpuk dan menimbulkan berbagai macam masalah, selama ini mungkin orang mengetahui hanya sebatas berdampak pada organ yang berdampingan dengan pankreas.
Masalah jantung dan ginjal adalah dua hal atau komplikasi yang banyak orang ketahui tentang diabetes. Tetapi lagi memang tidak salah jika peyakit atau kondisi diabetes ini mendapat julukan ‘Gerbang Penyakit Kronis’ karena ternyata masalah yang disebabkan karena diabetes ternyata lebih kompleks.
Baca Juga: Apakah Ketumbar Punya Manfaat Kesehatan untuk Penderita Diabetes?
Diabetes juga dianggap berperan besar terhadap kualitas memori seseorang atau umum di Indonesia dikenal dengan pikun. Bagaimana penjelasannya?
Agar lebih jelas, harus dipahami bahwa istilah pikun ternyata memiliki keterkaitan dengan Alzheimer khususnya kondisi demensia. Mengutip laman Alzheimer’s Indonesia, dijelaskan bahwa istilah yang paling dekat dengan demensia memang adalah pikun.
Pikun biasanya identik dengan gangguan daya ingat. Namun, demensia tidak terbatas pada gangguan daya ingat saja. Penurunan fungsi kognitif/fungsi pikir yang terjadi akhirnya dapat pula menyebabkan gangguan membuat perencanaan dan keputusan, gangguan berbahasa, gangguan otak dalam memproses sinyal visual yang ditangkap oleh mata, dll.
Baca Juga: Penting! Apakah Pisang Aman Dikonsumsi Penderita Diabetes? Ternyata Oh Ternyata…
Dengan memahami konsep atau penjelasan tersebut, maka kini kita bisa mengambil “benang merah’ antara keterkaitan diabetes dan pikun atau demensia-alzheimer.
Diabetes dan Demensia
Melansir laman Harvard Public Health Publishing Medical School, Studi yang lebih baru menunjukkan bahwa diabetes juga meningkatkan risiko demensia. Apa yang sebelumnya belum diselidiki, bagaimanapun, adalah apakah usia onset diabetes membuat perbedaan dalam risiko Anda terkena demensia.
Ada beberapa alasan mengapa diabetes tipe 2 selama bertahun-tahun dapat menyebabkan demensia. Salah satu alasannya terkait dengan efek diabetes pada jantung, karena kesehatan jantung terkait dengan kesehatan otak.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Bayu Muhardianto
Editor: Bayu Muhardianto