Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Kalau Bisa Didengar Baik-baik, Orang yang Selamat dari Tragedi 1965 Desak Inggris Minta Maaf...

Kalau Bisa Didengar Baik-baik, Orang yang Selamat dari Tragedi 1965 Desak Inggris Minta Maaf... Kredit Foto: Bettmann/Bettmann Archive

Bedjo kemudian ditangkap dan dipenjarakan sebagai tahanan politik selama sembilan tahun oleh rezim Suharto. Selama waktu ini, dia disiksa, disetrum dan dipukuli, dan dipaksa bekerja di perkebunan. Dia menyalahkan pembunuhan massal pada kekuatan kekaisaran dalam mendukung Suharto untuk kepentingan mereka sendiri:

“Saya mendesak Inggris, Amerika Serikat, Australia dan negara-negara lain yang mengambil keuntungan dari pembunuhan massal orang Indonesia yang tidak bersalah, anggota Partai Komunis Indonesia dan pengikut Sukarno, untuk mengakui tanggung jawab.”

Ayah Soe Tjen Marching juga disiksa dan dipenjarakan selama dua setengah tahun karena militer mencurigainya sebagai anggota PKI. Soe Tjen, 50, dosen di Soas University of London, mengatakan ayahnya akan dilantik sebagai salah satu pengurus PKI cabang Surabaya, tetapi kekacauan setelah kudeta yang gagal membuat pemberitahuan pengangkatannya tidak sampai ke partai. kantor pusat di Jakarta.

“Itulah sebabnya ayah saya tidak dipenggal. Militer tidak tahu siapa dia,” katanya. Dia juga meminta Inggris untuk meminta maaf. “Dampaknya masih besar pada para penyintas serta anggota keluarga mereka.”

Melaporkan kisah Observer, South China Morning Post mencatat Kamis lalu: “Pembunuhan itu meninggalkan bekas luka yang dalam pada jiwa Indonesia yang tersisa hingga hari ini.”

Pemerintah Inggris selalu membantah terlibat, tetapi dokumen yang dideklasifikasi menceritakan kisah yang berbeda. Pada tahun 2020, Raja Belanda Willem-Alexander meminta maaf atas “kekerasan berlebihan” yang dilakukan di Indonesia selama pemerintahan kolonial negaranya, yang berakhir pada tahun 1949.

Halaman:

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Muhammad Syahrianto

Tag Terkait:

Bagikan Artikel: