Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Pak Jokowi Kasih Peringatan Keras ke Kepala Daerah: Saya Ingatkan Pandemi Covid-19 Belum Berakhir

Pak Jokowi Kasih Peringatan Keras ke Kepala Daerah: Saya Ingatkan Pandemi Covid-19 Belum Berakhir Pak Jokowi Kasih Peringatan Keras ke Kepala Daerah: Saya Ingatkan Pandemi Covid-19 Belum Berakhir | Kredit Foto: JPNN
Warta Ekonomi -

Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengingatkan seluruh kepala daerah bahwa pandemi Covid-19 belum berakhir. Meski demikian, Presiden Ketujuh RI itu menganggap tren penanganan pandemi sudah baik.

"Artinya (kasus Covid-19) pada posisi yang baik, pada posisi yang rendah, tetapi perlu saya ingatkan bahwa pandemi ini belum berakhir," ujar Jokowi di Istana Merdeka, Jakarta, belum lama ini.

Baca Juga: Ribut Tes PCR, Anak Buah Prabowo 'Todong' Jokowi: Sebaiknya Terbuka...

Jokowi menjelaskan ada sejumlah indikator yang harus disikapi dengan baik, seperti tingkat keterisian tempat tidur di rumah sakit atau bed occupancy rate (BOR) dan positivity rate (jumlah orang yang positif Covid-19 dibandingkan keseluruhan tes).

Selain itu, saat ini laju reproduksi efektif (Rt) kasus Covid-19 di Indonesia telah berada di bawah standar Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).

Eks Gubernur DKI Jakarta itu juga menilai perkembangan kasus harian Covid-19 telah menurun drastis dibandingkan saat puncak penularan yang mencapai 56 ribu orang per hari pada Juli lalu.

Dalam empat hari terakhir kasus harian Covid-19 secara nasional relatif rendah. Perinciannya ialah pada 22 Oktober hanya 760 kasus, 23 Oktober (802 kasus), 24 Oktober (623 kasus), dan 25 Oktober (460 kasus).

Meski demikian, Jokowi juga menyinggung soal tren kasus positif secara global mengalami kenaikan sekitar 2 persen pada pekan ini. Misalnya, kasus baru Covid-19 di Eropa naik 23 persen dalam minggu ini, sedangkan di Amerika Selatan meningkat 13 persen.

"Inilah yang harus mengingatkan kita bahwa kita harus tetap pada posisi hati-hati, pada posisi waspada karena dunia masih dihadapkan pada ketidakpastian. Sekali lagi, terjadi tren kenaikan kasus dunia," kata Jokowi.

Mantan wali kota Surakarta itu mengungkapkan ada tiga hal yang menyebabkan tren kenaikan kasus Covid-19. Pertama ialah relaksasi yang terlalu cepat dan tidak melalui tahapan-tahapan. Kedua, masyarakat tidak berdisiplin lagi dalam menerapkanĀ  protokol kesehatan, bahkan sejumlah negara sudah menerapkan kebijakan lepas masker.

Ketiga, sudah ada pembelajaran tatap muka di sekolah. "Hati-hati juga mengenai sekolah, yaitu pembelajaran tatap muka. Tiga hal ini agar kita semuanya hati-hati," tandas dia.

Baca Juga: Jubir Jokowi Kosong, Johan Budi: Jangan Semua Bicara Mewakili Presiden

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Cahyo Prayogo

Bagikan Artikel: