Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Indonesia-China Business Forum 2021, Pererat Pemberdayaan Ekonomi lewat Produk Digital

Indonesia-China Business Forum 2021, Pererat Pemberdayaan Ekonomi lewat Produk Digital Kredit Foto: GSM Arena
Warta Ekonomi, Jakarta -

Indonesia-China Business Forum 2021 yang diselenggarakan Selasa, 19 Oktober lalu, menggarisbawahi pentingnya kerja sama dan relasi yang baik antara Indonesia dan Tiongkok di tengah pentingnya peran teknologi digital dalam mendukung kebijakan dan program-program pemerintah, serta pemberdayaan perekonomian dan dunia usaha secara utuh menyeluruh.

Menyambut era baru digital ini, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan berpendapat bahwa hubungan strategis dengan mitra investasi yang tepat adalah kuncinya. Kesehatan dan lingkungan adalah beberapa contoh hubungan produktif Indonesia-China.

Baca Juga: Singapura Masih jadi Investor Terbesar di Indonesia, Nilainya Segini

Luhut mengatakan bahwa sektor teknologi akan mendapat manfaat dari hubungan yang lebih kuat antara kedua negara. "Pemanfaatan teknologi dalam semua aspek kehidupan tidak dapat dielakkan. Menyadari hal ini, perusahaan lokal dapat bermitra dengan perusahaan dari Tiongkok seperti Huawei untuk mendapatkan manfaat alih pengetahuan dan teknologi," katanya.

Duta Besar Indonesia untuk Republik Rakyat Tiongkok dan Mongolia Djauhari Oratmangun juga menyoroti lompatan Tiongkok menjadi salah satu negara adidaya dengan kekuatan teknologi. Menurutnya, kisah sukses yang dialami Tiongkok patut menjadi pelajaran berharga yang perlu dipetik oleh pemerintah maupun pelaku industri dalam negeri.

"Berkaca dari pengalaman Tiongkok, mereka sangat mengedepankan kolaborasi teknologi, khususnya antara pemerintah dengan swasta untuk mendorong bergulirnya inovasi, layanan publik, hingga kegiatan ekonomi yang menciptakan manfaat bagi semua. Misalnya, pemerintah setempat bekerja sama dengan Huawei untuk membangun pusat data dan proyek-proyek smart city. Model yang serupa bisa diterapkan pula di Indonesia. Pengetahuan ini dapat diperoleh melalui hubungan yang erat di tataran pemerintah dan swasta antara Indonesia dan Tiongkok," jelasnya.

Senada dengan Luhut dan Djauhari tentang pentingnya kolaborasi di bidang teknologi, Regional Representative, Huawei, Luna Liu menyoroti pembangunan manusia sebagai mesin inti untuk pertumbuhan ekonomi. Menurutnya, SDM adalah sumber daya industri TIK yang paling penting. Hal ini memainkan peran penting untuk mempersiapkan talenta TIK untuk menjadi pemain ekosistem masa depan.

"Kerja sama multiple helix, terutama di antara industri, pemerintah, dan pemangku kepentingan utama lainnya, sangat penting untuk menciptakan ekosistem talenta TIK yang kaya, yang terbuka, kolaboratif, dan bermanfaat bagi semua dan yang mampu memfasilitasi transformasi digital dan melompat ke depan," kata Luna.

Secara terpisah, VP Public Affairs and Communications of Huawei Indonesia Ken Qi menegaskan kembali komitmen perusahaan terhadap Indonesia tempat Huawei beroperasi dan berkontribusi selama lebih dari 21 tahun ini.

"Di Indonesia, Huawei telah mengontribusikan solusi-solusi TIK kami di berbagai sektor, mulai dari kesehatan, pendidikan, hingga menggerakkan transisi menuju sistem pemerintah berbasis elektronik (SPBE). Kami berharap, solusi TIK yang kami kontribusikan turut menguatkan daya tarik Indonesia sebagai tujuan berinvestasi," kata Ken.

Ia juga mengungkapkan apresiasi setinggi-tingginya kepada Pemerintah Indonesia yang memiliki visi yang jauh ke depan, arah yang jelas serta tekad pembangunan manusia untuk menyiapkan pertumbuhan yang makin berkembang pesat.

"Komitmen Huawei untuk membina 100.000 talenta digital Indonesia hingga tahun 2024 merupakan bukti bahwa kita dapat bersama-sama mencapai visi besar Indonesia untuk menjadi kekuatan ekonomi global pada tahun 2030," imbuh Ken.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Nuzulia Nur Rahma
Editor: Puri Mei Setyaningrum

Bagikan Artikel: