Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Salut, Wanita Afghanistan Diam-diam Manfaatkan Internet untuk Belajar

Salut, Wanita Afghanistan Diam-diam Manfaatkan Internet untuk Belajar Kredit Foto: Reuters

Selain itu, jumlah yang melanjutkan ke perguruan tinggi juga melonjak yakni mencapai puluhan ribu. Hampir enam persen perempuan Afghanistan mengakses pendidikan tinggi pada 2020. Jumlah tersebut naik dari 1,8 persen pada 2011.

Meskipun demikian, Afghanistan memiliki salah satu kesenjangan gender pendidikan terbesar di dunia. UNICEF mengatakan, anak perempuan menyumbang 60 persen dari 3,7 juta anak Afghanistan yang putus sekolah.

Kegagalan untuk mengizinkan anak perempuan mengenyam pendidikan telah menanggung biaya besar, termasuk kemiskinan, pernikahan anak, melahirkan anak dini, dan kurangnya pemahaman tentang hak dan kemampuan mereka untuk mengakses layanan dasar.

"Pendidikan memungkinkan mereka untuk menjaga kesehatan, memiliki suara yang lebih kuat dalam keluarga, mencegah kekerasan dalam rumah tangga  dan menjadi pencari nafkah. Kami tidak ingin menunggu. Kami ingin melanjutkan misi kami," ujar Forough.

Pakar digital khawatir bahwa kepemimpinan Taliban saat ini tidak dapat mempertahankan pasokan energi, jaringan komunikasi, dan infrastruktur teknologi karena kekurangan anggaran. Konsultan IT yang berbasis di Kabul, Mustafa Soltany, mengatakan, Taliban mungkin mulai mengintai dan menyensor komunikasi. Soltany mengatakan, tentara Taliban telah menggeledah ponsel orang-orang di pos pemeriksaan.

“Taliban kemungkinan besar akan memberlakukan pembatasan ketat, pemantauan, dan bahkan mata-mata di arena digital di mana mereka dapat memburu para pembangkang, serta kritikus,” kata Soltany.

Pendiri kelompok nirlaba LEARN, Pashtana Zalmai Khan Durrani, mengatakan, dia tidak khawatir jika suatu hari nanti Taliban memberlakukan pembatasan komunikasi dan jaringan internet. Dia bekerja dengan perusahaan keuangan dan teknologi Amerika Serikat (AS) untuk meluncurkan internet satelit, agar menghindari pembatasan Taliban.

LEARN adalah kelompok nirlaba yang telah mendaftarkan sekitar 100 anak perempuan di sekolah bawah tanah. Mereka belajar tentang sains, teknologi, teknik dan matematika (STEM) secara daring melalui tablet.

"Saya memiliki basis tertutup. Mereka tidak dapat melakukan apa-apa bahkan jika mereka mencoba untuk memotong akses internet. Kami akan melakukan hal kami sendiri," ujar Durrani, yang bersembunyi di lokasi yang dirahasiakan dari Taliban.

Seperti beberapa siswa di LEARN, Muhammadi dan teman-teman sekelasnya di CTI, telah bekerja dari jarak jauh dengan perusahaan teknologi global dalam pengembangan aplikasi dan desain grafis. Hal ini memungkinkan mereka untuk mendapatkan bayaran hingga 500 ribu dolar AS per bulan. Uang tersebut dapat memenuhi kebutuhan keluarga mereka. Ini adalah suatu prestasi yang tidak pernah terpikirkan selama pemerintahan Taliban pada periode sebelumnya.

 “Selalu dikatakan bahwa perempuan Afghanistan lemah dan tidak bisa berbuat apa-apa, tetapi saya ingin membuktikan bahwa kami kuat. Saya ingin terus belajar dan menginspirasi lebih banyak siswa, dan dikenal sebagai salah satu pembuat kode terbaik di dunia," ujar Muhammadi.

Halaman:

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Muhammad Syahrianto

Tag Terkait:

Bagikan Artikel: