Sebagai komoditas vital nasional, sawit masih saja menghadapi tudingan negatif dari pihak anti sawit, terutama Uni Eropa. Salah satu isu yang digaungkan yakni sawit dituding merusak gambut dan menjadi biang kebakaran lahan.
Bidang Sustainability Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (GAPKI), Dr. Bandung Sahari mengatakan, tudingan-tudingan yang dilontarkan pembenci sawit tersebut tidak dilandasi dengan fakta. Sebab, kata dia, justru sawitlah yang melindungi gambut.
Baca Juga: Resmi! Mulai 1 November 2021, Tarif Bea Masuk Sawit di Pasar EFTA 0 Persen
"Gambut adalah salah satu isu lingkungan yang kemudian banyak didengungkan sejak 3 tahun lalu sampai sekarang. Tapi apa sih yang dilakukan Indonesia dengan gambut? Faktanya, Indonesia itu menghijaukan gambut dengan sawit," kata Bandung saat menjadi pembicara di Palm Oil Edutalk Jawa Tengah pada Sabtu, 30 Oktober 2021.
Bandung mengatakan, dengan pola perkebunan sawit yang dilakukan Indonesia, justru gambut menjadi terlindungi dari kebakaran. Karena dengan adanya sawit, kelembaban kawasan gambut menjadi semakin terjaga.
"Kalau dibilang sawit di gambut itu penyebab kebakaran hutan, itu salah. Justru dengan adanya kelapa sawit dan pola yang benar, kita membuat potensi kebakaran gambut semakin berkurang,” ungkap Bandung.
Lebih lanjut dikatakan Bandung, industri perkebunan sawit selalu membuat kanal di setiap perkebunan sawit di lahan gambut yang berfungsi untuk menyimpan cadangan air. Sehingga, saat terjadi musim kemarau, gambut akan tetap lembab.
Bandung juga menyampaikan beberapa fakta terkait perlakuan negara-negara di Eropa terhadap gambut. "Di Eropa, saya kasih tahu, ini real dan saya buktikan sendiri, karena gambut itu bahan organik, gambut itu mereka panen. Kemudian dijadikan briket untuk dijadikan bahan bakar,” ungkapnya.
Dikatakan Bandung, negara-negara Uni Eropa seperti Finlandia dan Irlandia dengan sengaja menambang gambut sebagai sumber energi. Tidak hanya itu, gambut di Eropa juga dijadikan untuk pupuk dan media tanam. “Bahkan sampo juga. Jadi ternyata mereka itu mengeksploitasi gambut untuk macam-macam," tandasnya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Ellisa Agri Elfadina
Editor: Alfi Dinilhaq
Tag Terkait: