Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Ilmuwan Bilang Indonesia Tengah Memimpin dalam Restorasi Terumbu Karang

Ilmuwan Bilang Indonesia Tengah Memimpin dalam Restorasi Terumbu Karang Kredit Foto: Al Jazeera/Ollie Clark

Terumbu karang dan pekerjaan

Di dekat Bali, Taman Terumbu Karang Indonesia (ICRG) senilai $7,5 juta (Rp106 miliar) dirancang untuk meregenerasi terumbu karang yang rusak akibat pengembangan pariwisata yang tidak terkendali dan polusi sungai selama 50 tahun terakhir sambil menyediakan pekerjaan sementara bagi 10.000 orang yang kehilangan pekerjaan di bidang pariwisata selama pandemi.

Kementerian Kelautan dan Perikanan, yang mendanai proyek tersebut, mengklaim terumbu karang baru juga dapat menciptakan lapangan kerja baru dalam wisata bahari di masa depan.

Proyek restorasi karang terbesar di dunia, ICRG terdiri dari kurang dari satu juta unit struktural yang tenggelam di lima bagian berbeda di pulau itu.

Pekerjaan dimulai pada bulan Januari di Lovina, sebuah distrik wisata yang dulu ramai di pantai utara Bali di mana 250 penduduk setempat disewa untuk membangun 1.000 'bio-rocks' –lonceng beton dan logam besar yang menampilkan lubang untuk menempelkan karang keras.

Bagian akhir proyek, yang selesai bulan lalu, mempekerjakan 1.000 penduduk lokal di Nusa Dua di selatan pulau untuk membangun 8.000 pipa baja, masing-masing sepanjang 2 meter (6,5 kaki), sebagai bangunan bawah untuk taman karang.

Seweed-farming-on-the-Penida-Archipelago-one-of-many-extractive-marine-industries-causing-coral-degration-in-Indonesia-1.jpg?w=770&resize=770%2C513

“Alih-alih memberi kami uang, idenya adalah memberi kami pekerjaan dan membuat 20 hektar taman karang dengan 20 lokasi penyelaman baru,” kata Rafi, salah satu dari 400 instruktur selam pengangguran yang dipekerjakan untuk memasang pipa di bawah air.

Seperti banyak orang Indonesia, dia hanya menggunakan satu nama. “Kementerian juga menyediakan peralatan selam kepada pemerintah Nusa Dua sehingga masyarakat desa dapat pergi ke sana setiap minggu untuk membersihkan karang.

“Sebagai orang yang telah bekerja di industri selam selama enam tahun, dan orang yang berharap untuk kembali bekerja setelah pandemi berakhir, sangat senang melihat pemerintah berinvestasi dalam memulihkan terumbu karang –dan menciptakan yang baru di tempat-tempat yang tidak pernah memilikinya sebelumnya,” katanya.

Halaman:

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Muhammad Syahrianto

Tag Terkait:

Bagikan Artikel: