Ilmuwan Bilang Indonesia Tengah Memimpin dalam Restorasi Terumbu Karang
Pemantauan jangka panjang
Razak di IPB University mengatakan bahwa proyek ICRG bermanfaat bagi para pengangguran di Bali tetapi tidak yakin apakah itu akan memberikan manfaat yang sama bagi terumbu karang Bali – terlepas dari apakah daerah yang dipilih memiliki terumbu karang di masa lalu.
“Sepuluh tahun yang lalu saya pergi untuk memeriksa sebuah situs di pantai timur Pulau Sumbawa di mana sebuah perusahaan pertambangan telah menanam beberapa ratus terumbu buatan di dua teluk yang berbeda –satu dengan dasar pasir lembut yang tidak pernah memiliki karang sebelumnya dan satu lagi di mana pernah ada. terumbu karang yang rusak karena penangkapan ikan,” katanya.
“Menariknya, situs yang tidak pernah memiliki karang ini bekerja dengan sangat baik. Namun di sisi lain, tidak ada karang yang tumbuh.
“Menumbuhkan karang bukanlah menumbuhkan pohon, di mana Anda menanamnya dan itu akan tumbuh,” jelasnya.
“Ilmunya masih sangat kabur. Mungkin berhasil di satu tempat tetapi dua meter jauhnya, faktor hidrodinamik atau pasokan larva akan sedikit berbeda dan tidak akan berhasil di sana. Dan karena sebagian besar proyek restorasi di Indonesia dilakukan tanpa studi pendahuluan, terumbu buatan tidak ditanam di tempat yang paling membutuhkannya,” papar dia.
Hambatan lain untuk keberhasilan penanaman, kata Razak, adalah kurangnya pemantauan hasil.
“Saya hanya melihat beberapa proyek di negara ini di mana pemantauan jangka panjang, yang merupakan bagian regenerasi terumbu karang yang lebih besar dan lebih mahal, dimasukkan dalam rencana. Sebagian besar proyek ini hanya instalasi satu kali. Mereka memulai sesuatu dan meninggalkannya tanpa belajar apapun dari ratusan proyek yang ada."
“Tanpa pendekatan jangka panjang yang terpusat seperti ini, kita tidak akan pernah bisa menyempurnakan ilmu regenerasi terumbu karang tidak peduli berapa banyak terumbu yang kita tanam.”
Tetapi bagi Mitchell Ansiewicz, pemilik resor pantai Ohana, dan penduduk Kepulauan Penida lainnya, regenerasi karang apa pun adalah hal yang baik.
“Kondisi terumbu karang di sekitar pulau-pulau ini mempengaruhi hampir semua orang, mulai dari petani rumput laut lokal, operator selam, hingga nelayan, peselancar, dan pemilik tanah yang mendapatkan perlindungan alami dari terumbu karang,” kata Ansiewicz.
"Apa pun yang bisa dilakukan untuk membuatnya lebih banyak adalah nilai tambah," pungkasnya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Muhammad Syahrianto
Tag Terkait: