Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Perang Cuan Bisnis Miras: Nyatanya Perusahaan yang Mau Dijual Anies Baswedan Masih Kalah Sama....

Perang Cuan Bisnis Miras: Nyatanya Perusahaan yang Mau Dijual Anies Baswedan Masih Kalah Sama.... Kredit Foto: Antara/Oky Lukmansyah
Warta Ekonomi, Jakarta -

Bisnis minuman keras (miras) berlomba-lomba mencatatkan pertumbuhan kinerja paling besar pada kuartal ketiga tahun 2021. Tak tanggung-tanggung, kenaikan laba bersih dua emiten miras yang tercatat di Bursa Efek Indonesia (BEI) bahkan mencapai ratusan persen. Lantas, di antara PT PT Multi Bintang Indonesia Tbk (MLBI) dan PT Delta Djakarta Tbk (DLTA), siapakah yang lebih unggul?

Sampai dengan akhir September 2021, MLBI mengantongi laba bersih senilai Rp412,39 miliar. Nilai tersebut tumbuh 169,31% dari laba bersih MLBI pada September 2020 lalu yang hanya Rp153,13 miliar. Dari segi penjualan, MLBI mencatatkan kenaikan sebesar 29,46% dari Rp1,29 triliun pada Q320 menjadi Rp1,67 triliun pada Q321. Baca Juga: Global Pasang Kuda-Kuda! Nilai Tukar Rupiah Perkasa di Asia dan Dunia!

Produk alkohol menyumbang nilai penjualan paling tinggi, di mana angkanya naik dari Rp1,05 triliun pada September 2020 menjadi Rp1,46 triliun pada September 2021. Kemudian, penjualan bersih produk nonalkohol menurun dari Rp241,87 miliar menjadi Rp213,72 miliar. Total aset MLBI tercatat mengalami pnurunan dari Rp2,91 triliun pada Desember 2020 menjadi Rp2,88 triliun pada September 2021. Baca Juga: Kipas-Kipas Cuan! Keuntungan Bisnis Miras Milik Pemprov DKI Tumbuh Berkali-Kali Lipat!

Bagaimana dengan Delta Djakarta? Emiten bir yang sahamnya pernah dijanjikan Anies Baswedan akan dijual oleh Pemda DKI ini juga membukukan pertumbuhan positif, baik penjualan maupun laba. Namun, secara persentase, pertumbuhan kinerja Delta Djkarta belum bisa mengungguli MLBI sebagai kompetitornya.

Laba bersih Delta Djakarta melonjak 100,30% dari Rp70,68 miliar pada September 2020 menjadi Rp141,57 miliar pada September 2021. Kemudian, penjualan DLTA tercatat tumbuh 38,32% secara year on year (yoy). Penjualan bersih emiten bersandi DLTA pada Q320 lalu hanya sebesar Rp349,07 miliar, sedangkan pada Q321 tumbuh menjadi Rp482,85 miliar. 

DLTA mencatat, penjualan domestik mengalami kenaikan dari Rp371,69 miliar per September 2020 menjadi Rp523,38 miliar per September 2021. Sayangnya, pada saat yang sama penjualan ekspor mengalami koreksi tajam dari Rp887,26 juta menjadi hanya Rp484,56 juta. Total aset Delta Djakarta bertumbuh tipis dari Rp1,23 triliun pada akhir Desember 2020 menjadi Rp1,27 triliun pada akhir 2021.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Lestari Ningsih
Editor: Lestari Ningsih

Bagikan Artikel: