Direktur Eksekutif Indo Barometer M Qodari blak-blakan membeberkan pola Presiden Joko Widodo (Jokowi) dalam memilih Panglima TNI untuk menggantikan Marsekal Hadi Tjahjanto.
Hal tersebut disampaikan untuk merespons keputusan Presiden Jokowi yang mengajukan nama Kepala Staf Angkatan Darat Jenderal Andika Perkasa sebagai calon tunggal Panglima TNI.
"Jokowi mengambil pola dua kali dari Angkatan Darat (AD), lalu diselingi Angkatan Udara (AU) atau Angkatan Laut (AL)," jelas M Qodari kepada GenPI.co, Kamis (4/11).
Baca Juga: Soal Potensi Ganjar di 2024, Pengamat: Tanpa Campur Tangan Kekuatan Jokowi Dia Bukan Siapa-siapa
Hal itu kata M Qodari bisa dipahami karena di TNI walaupun tidak tertulis, ada kultur yang menempatkan Angkatan Darat sebagai saudara tua.
"Kekuatan utama (AD, red), lah, kira-kira begitu dalam tata kemiliteran dan tradisi kemiliteran di Indonesia," jelasnya.
M Qodari kemudian menjelaskan bahwa keputusan Jokowi memilih Andika Perkasa sebagai calon Panglima TNI sudah tepat.
M Qodari menilai Andika Perkasa mempunyai pengalaman dan kemampuan yang mumpuni di bidang kemiliteran.
Hal itu lantaran Andika Perkasa pernah bertugas di intelijen, teritorial, Paspampres, Pangdam, Pangkostrad hingga menjadi KSAD.
"Pak Jokowi sendiri pernah mengatakan bahwa Andika itu figur yang lengkap, kuat di lapangan, praktik dengan akademiknya juga lengkap," jelas M Qodari.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Rosmayanti
Tag Terkait: