Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Jenderal Andika Mirip Banget sama SBY, Roman-romannya Bisa Jadi Presiden Nih...

Jenderal Andika Mirip Banget sama SBY, Roman-romannya Bisa Jadi Presiden Nih... Dahlan Iskan Buka-bukaan: Jenderal Andika Akan Jadi Bintang Baru Dalam Peta Capres | Kredit Foto: Viva
Warta Ekonomi, Jakarta -

Mantan Menteri BUMN Dahlan Iskan ikut berkomentar terkait Jenderal Andika Perkasa yang jadi calon tunggal Panglima TNI. Presiden Jokowi dinilai menggunakan hak prerogatifnya memilih Andika karena punya pertimbangan tersendiri.

"Hanya Presiden Jokowi yang tahu mengapa Jenderal Andika Perkasa yang dipilih menjadi Panglima TNI. Tentu ada pertimbangan yang sangat penting. Sampai hak prerogatif itu digunakan presiden tidak seperti biasanya," ujar Dahlan di Disway.id, dikutip Sabtu 6 November 2021.

Ia melanjutkan, memang tidak ada hukum yang dilanggar. Hanya saja, Dahlan mengatakan, mungkin ada yang sudah terlanjur berharap. Sebab secara giliran, kali ini seharusnya adalah giliran Jenderal TNI AL.

Baca Juga: Waduh! Rekam Jejak Jenderal Andika Perkasa di Papua Terbongkar, Diduga Terlibat Pelanggaran HAM

"Sejak reformasi, jabatan Panglima TNI memang digilir: TNI-AD, TNI-AU, TNI-AL. Tapi itu hanya tradisi baru. Yang tidak diformalkan dalam peraturan atau UU. Tentu tidak mungkin juga diformalkan. Yang berarti akan membatasi hak prerogatif presiden," ujarnya. 

Sebelumnya, Presiden Jokowi pernah menggunakan hak prerogatif yang tidak sesuai tradisi bergilir. Yakni ketika Jenderal Moeldoko digantikan oleh Jenderal Gatot Nurmantyo. "Sama-sama dari angkatan darat," kata Dahlan.

Untuk pilihan kali ini, Dahlan menilai ini memang ada pertimbangan khusus. Apalagi Jenderal Andika tinggal satu tahun lagi masa dinas aktifnya alias sudah mau pensiun.

"Bulan depan usianya sudah 57 tahun (lahir 21 Desember 1964). Di zaman Orde Baru sering terjadi: masa dinas aktif Panglima TNI (ABRI) diperpanjang. Tapi itu tidak pernah terjadi lagi setelah zaman reformasi," papar Dahlan.

Meski hanya akan menjabat selama 1 tahun dan 1 bulan, Dahlan mengatakan, posisi baru Jenderal Andika ini tetap sangat penting. Terutama kalau dikaitkan dengan tangga karir sipil berikutnya.

"Jenderal Andika sangat populer. Termasuk sangat disenangi di kalangan ibu-ibu. Juga dipuja di kalangan minoritas. Kegantengannya, kegagahannya, kecendekiaannya, dan perjalanan karirnya memang serba memikat," imbuh dahlan.

Dahlan menilai sosok Jenderal Andika saat ini mirip dengan awal kemunculan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) sebelum jadi Presiden.

"Bisa mengingatkan orang pada sosok awal pemunculan pak SBY. Bahkan ini lebih dari itu: sudah bintang 4, sudah doktor, sudah Panglima TNI-yang belum dicapai SBY di kala itu-," tulis Dahlan. 

Banyak kesamaan yang dimiliki antara Jenderal Andika dengan sosok SBY. Dahlan Iskan kembali menjabarkannya. "Disukai ibu-ibunya bisa sama. Intelektualnya bisa sama. Pendidikan Amerikanya sama. Jenderal Andika lebih perkasa. Lihatlah lengan atasnya. Atau dadanya. Begitu perkasa. Bahkan orang juga akan menyejajarkan Ny Diah Erwiany atau lebih dikenal dengan Hetty Perkasa dengan Ny Ani Yudhoyono," ujarnya.

Baca Juga: Ferdinand Hutahaean Galak Banget ke Anies: KPK Jangan Percaya Balap Odong-odong Jadi Bukti...

Menurut analisis Dahlan, publik pun akan menyamakan kecantikan dan kecerdasan mereka maupun penampilannya di bidang sosial. "Orang menilai SBY-Ani itu serasi sekali. Pun Andika-Hetty. Daya tarik dua pasangan itu bisa disejajarkan," imbuh Dahlan. 

Tak hanya itu, Dahlan menjelaskan, SBY adalah menantu Jenderal terkemuka, Sarwo Edhi Wibowo. Sedangkan Andika, tegas Dahlan, adalah menantu Jenderal yang juga top, Hendropriyono.

"Maka saya melihat Jenderal Andika akan menjadi bintang baru dalam peta calon presiden akan datang. Tentu kalau tidak terpeleset dalam jabatan barunya itu. Atau, kalau tidak ada gerakan tiga periode yang masif," tutup Dahlan.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Rosmayanti

Bagikan Artikel: