Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Setengah Keuntungan XL Axiata Lenyap pada Kuartal Ketiga 2021

Setengah Keuntungan XL Axiata Lenyap pada Kuartal Ketiga 2021 Kredit Foto: Sufri Yuliardi
Warta Ekonomi, Jakarta -

PT XL Axiata Tbk (EXCL) kehilangan lebih dari setengah keuntungan bisnis pada sembilan bulan pertama tahun ini. Manajemen melaporkan, laba bersih XL Axiata anjlok 50,96% dari Rp2,08 triliun per September 2020 menjadi Rp1,02 triliun per September 2021. 

Merujuk ke laporan keuangan perusahaan, penurunan laba tersebut terjadi ketika pendapatan XL Axiata tumbuh 0,71% (yoy) dari Rp19,66 triliun pada Q320 menjadi Rp19,80 triliun pada Q321. Pendapatan data menyumbang kontribusi paling besar dengan kenaikan dari Rp16,09 triliun pada September 2020 menjadi Rp16,81 triliun pada September 2021. Baca Juga: Pendapatan Melonjak Drastis, Alam Sutera Pangkas Rugi dari Rp1 Triliun Jadi Rp138 Miliar

Kenaikan pendapatan juga disumbang oleh jasa telekomunikasi lainnya, yakni dari Rp475,00 miliar pada Q320 menjadi Rp741,79 miliar pada Q321. Pendapatan dari sirkit langganan tumbuh dari sebelumnya Rp141,00 miliar menjadi Rp164,71 miliar. Namun, pendapatan nondata mengalami koreksi dari Rp2,24 triliun menjadi Rp1,60 triliun. Baca Juga: RS Hermina Akan Habiskan Puluhan Miliar Rupiah Buat Borong Saham Masyarakat, Ternyata Ini Tujuannya!

Begitu pula dengan pendapatan jasa interkoneksi yang harus  terpangkas dari Rp606,46 miliar menjadi Rp460,60 miliar. Pendapatan sewa menara turun signifikan dari Rp104,41 miliar menjadi hanya Rp30,69 miliar. Selain karena pendapatan yang tumbuh tipis, koreksi laba bersih juga dipengaruhi oleh meningkatnya beban penjualan dan pemasaran dari Rp1,36 triliun pada sembilan bulan pertama 2020 menjadi Rp1,89 triliun pada sembilan bulan pertama 2021.

Pada saar uang sama, beban penyusutan stabil di angka Rp7,42 triliun. Kemudian, beban infrastruktur mengalami perbaikan dari sebelumnya Rp6,01 triliun menjadi Rp5,95 triliun. Begitu pula dengan beban interkoneksi dan beban langsung lainnya yang dipangkas menjadi Rp1,03 triliun. Total aset emiten telekomunikasi ini meningkat dari Rp67,74 triliun pada Desember 2020 menjadi Rp68,59 triliun pada September 2021.

Baca Juga: Imigrasi Depak WN Turki dari Bali gegara Sembunyikan Buronan

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Lestari Ningsih
Editor: Lestari Ningsih

Bagikan Artikel: