Pemulihan Ekonomi Filipina dari Pandemi Covid-19 Kehilangan Momentum, Ada Apa?
Pertumbuhan ekonomi tahunan Filipina melambat pada kuartal ketiga (Q3). Hal itu terjadi karena pembaruan pembatasan COVID-19 menghambat permintaan, memberi bank sentral lebih banyak alasan untuk mempertahankan suku bunga pada rekor rendah untuk sementara waktu.
Meskipun ekonomi Asia Tenggara telah pulih dari kontraksi lima kuartal berturut-turut dalam tiga bulan hingga Juni, ia kehilangan momentum pada kuartal September setelah pemerintah menerapkan kembali pembatasan ketat untuk menahan kebangkitan kasus virus corona.
Baca Juga: Anak-anak di Filipina Alami Lockdown Selama 20 Bulan, Alhasil Memicu Waktu...
Produk domestik bruto (PDB) meningkat sebesar 7,1% pada periode Juli-September dari tahun sebelumnya, badan statistik mengatakan pada hari Selasa, lebih lambat dari ekspansi 12% yang direvisi naik pada kuartal sebelumnya, tetapi di atas perkiraan 4,8% di jajak pendapat Reuters.
Secara kuartal-ke-kuartal, lapor Reuters, Selasa (9/11/2021) ekonomi tumbuh 3,8% pada periode September.
Konsumsi rumah tangga naik 7,1% pada kuartal ketiga dari tahun sebelumnya, sedikit lebih lambat dari pertumbuhan kuartal sebelumnya 7,3%, sementara belanja pemerintah meningkat 13,6%, rebound kuat dari penurunan 4,2% pada April-Juni.
Pengangguran naik ke level tertinggi delapan bulan 8,9% pada September menyusul penerapan kembali langkah-langkah penguncian ketat pada Agustus di wilayah ibu kota dan provinsi terdekat.
Berdasarkan sektor, industri dan jasa mencatat pertumbuhan masing-masing sebesar 7,9% dan 8,2%, sementara pertanian, kehutanan dan perikanan turun 1,7% sebagian karena pengaruh cuaca buruk dan wabah demam babi Afrika.
Meskipun terjadi perlambatan pada kuartal ketiga, Sekretaris Perencanaan Sosial Ekonomi Karl Kendrick Chua mengatakan pertumbuhan tahun ini masih dapat mencapai atau bahkan melampaui batas atas target 4,0%-5,0%, karena penurunan kasus COVID-19 dan kenaikan tingkat vaksinasi membuka jalan cara untuk pembukaan kembali ekonomi lebih lanjut di kuartal terakhir.
Tetapi karena ekonomi masih beroperasi di bawah potensi, para ekonom memperkirakan bank sentral akan mempertahankan suku bunga acuan (PHCBIR=ECI) pada rekor terendah 2,0% pada dua pertemuan kebijakan terakhir untuk tahun ini meskipun inflasi lebih cepat.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Muhammad Syahrianto
Tag Terkait: