Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Kali Rasmi Tercemar, Ridwan Kamil Minta Anak Muda Desa Patroli Sungai

Kali Rasmi Tercemar, Ridwan Kamil Minta Anak Muda Desa Patroli Sungai Kredit Foto: Biro Adpim Setda Pemprov Jabar
Warta Ekonomi, Bekasi -

Usai karantina tiga hari sepulang lawatan luar negeri, Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil (Emil) langsung meninjau Kali Rasmi di Desa Wangunharja, Kecamatan Cikarang Utara, Kabupaten Bekasi.  

Dalam peninjauan Emil meminta warga khsusunya anak – anak muda dilibatkan dalam tim patroli sungai untuk memantau pencemaran di Kali Rasmi.

Baca Juga: Pemda Harus Patuhi PP Nomor 36/2021, Apindo Jabar: Jangan Bikin Investor Kecewa!

Pelibatan warga dan tenaga muda sangat penting karena dapat membantu kerja petugas dalam memantau kesehatan sungai. Menurut Gubernur, sumber pencemaran yang sempat viral di media sosial perlu dicari tahu dari mana. 

Dari pengalaman penanganan DAS Citarum, pencemaran berasal dari limbah pabrik dan limbah rumah tangga atau domestik. "Anak-anak muda di desa akan dijadikan patroli sungai. Patrolinya mencari sumber-sumber pencemaran,” kata Emil Kamil kepada wartawan di Kali Rasmi, Kabupaten Bekasi, Selasa (9/11/2021). 

Gubernur Jabar meminta patroli dilakukan pada malam hari dan atau sewaktu hujan. Menurutnya dua momen inilah yang kerap dimanfaatkan para pembuang limbah agar aksinya tidak ketahuan warga sekitar sungai dan petugas.  

“(Patrolinya) Jangan di siang hari, kerjanya saat hujan dan saat malam. Kenapa sarannya terdengar aneh? Karena pencemaran berdasarkan pengalaman selalu dilakukan saat hujan berharap mengalir dengan air hujan, dan berharap enggak ada yang lihat pada malam hari," ungkap Ridwan Kamil.

Pemkab Bekasi, kata Ridwan Kamil, dapat meniru program Citarum Harum dalam menangani pencemaran di Kali Rasmi agar kejadian serupa tak terulang. Air Citarum dalam tiga tahun kualitasnya membaik dari asalnya cemar berat menjadi cemar ringan. 

"Mengcopy keberhasilan Citarum. Sungai ini rumit karena melewati 13 kota/kabupaten. Dari yang asalnya hitam tercemar menjadi cemar ringan,” ujar Emil.

“Kalau Citarum skala besar saja bisa kenapa kali yang lebih kecil tidak bisa. Kuncinya adalah kekompakan itu." sambung Emil.

Pola yang bisa diterapkan yakni pentaheliks melibatkan semua stakeholders mulai dari pemerintahan, akademisi, pengusaha, komunitas, dan media. Pada Citarum Harum, komunitas lingkungan, pelibatan TNI/Polri sangat gampang dilakukan dan efektif. 

Diharapkan semakin banyak penjahat lingkungan yang takut membuang limbah karena tentara dan polisi memiliki karakteristik tegas dan mengedepankan NKRI.  

"Mari kita mulai tradisi melibatkan TNI/Polri dan komunitas. Selama ini kalau tidak melibatkan TNI/Polri, yang buang limbah tidak takut," imbuh Emil.

Dia mencontohkan satu pabrik yang bebas membuang limbah bertahun – tahun, begitu ketahuan oleh TNI/Polri langsung didatangi.  

"Waktu di Citarum juga sama, bertahun-tahun enggak ada yang takut. Waktu TNI Polri datang, langsung saluran limbahnya dicor. Tercatat ada 70 pabrik ngeyel kita bawa ke pengadilan,” jelasnya

Sebelum ke pengadilan, sanksi sosial akan diberlakukan dengan meminta maaf secara terbuka kepada publik yang otomatis akan mempengaruhi citra baik perusahaan tersebut. Kemudian perusahaan akan dihukum dengan membuat berbagai fasilitas pengolah libah atau infrastruktur anti pencemaran. 

Satu hal lagi yang harus ditiru adalah sosialisasi dan edukasi kepada masyarakat mulai dari hal terkecil yakni tidak membuat sampah atau limbah cair ke sungai. 

"Tidak bisa pemerintah membereskan berbagai urusan sementara sumber yang bikin banjirnya datang dari mereka-mereka yang buang sampah sembarangan," kata Emil.

Dengan pola yang sama dengan Citarum, Gubernur optimistis penanganan Kali Rasmi dapat terselesaikan dengan cepat. Satu bulan pertama yang perlu dilakukan adalah penguatan organisasi, termasuk membentuk tim muda patroli sungai tersebut.  

“Pola Citarum akan dipakai untuk diterapkan di Kali Rasmi ini. Waktu satu bulan kita selesaikan organisasinya," imbuhnya. 

Diketahui Kali Rasmi menjadi viral di media sosial dan diangkat media arus utama karena fenomena busa mirip awan ketika Gubernur Ridwan Kamil menghadiri Konferensi COP26 di Glasgow, Skotlandia belum lama ini. Kini setelah pulang dan karantina tiga hari, Gubernur langsung kerja memantau Kali Rasmi. 

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Rahmat Saepulloh
Editor: Alfi Dinilhaq

Tag Terkait:

Bagikan Artikel: