Amerika Dibuat Bingung, Sistem Pertahanannya Gagal Bendung Serangan Drone Pembunuh Irak
Dua pejabat Irak yang berbicara dengan syarat anonim mengatakan kepada The Associated Press bahwa tujuh penjaga keamanan al-Kadhimi terluka dalam serangan tersebut.
"Upaya pembunuhan adalah eskalasi dramatis dan melewati batas dengan cara yang belum pernah terjadi sebelumnya, yang mungkin memiliki gaung kekerasan,” ujar seorang rekan nonresiden di Brookings Institution, Ranj Alaaldin.
Baca Juga: Sekjen PBB Desak Semua Pihak di Irak Menahan Diri Usai Pemimpinnya Nyaris Mati
Al-Kadhimi adalah mantan kepala intelijen Irak. Dia terpilih menjadi perdana menteri pada Mei tahun lalu. Dia dianggap dekat dengan AS dan telah mencoba untuk menyeimbangkan hubungan antara aliansi Irak dengan AS dan Iran.
Sekretaris Dewan Keamanan Nasional Iran Ali Shamkhani secara tidak langsung menuding Amerika Serikat berada di balik serangan drone tersebut. Dia mengatakan serangan terhadap al-Kadhimi adalah hasutan baru yang harus ditelusuri kembali oleh lembaga think tank asing.
"Serangan itu tidak menimbulkan ketidakamanan, perselisihan, dan ketidakstabilan kepada rakyat Irak yang tertindas melalui penciptaan dan dukungan kelompok teroris, serta pendudukan negara ini selama bertahun-tahun," ujar Shamkhani tak lama usai serangan terjadi.
Di lain pihak, AS mengecam serangan drone tersebut. Presiden Joe Biden mengutuk keras serangan dan memuji al-Kadhimi atas ketenangan serta penahanannya dalam melindungi lembaga-lembaga negara Irak.
Juru bicara Departemen Luar Negeri AS Ned Price mengatakan AS menawarkan bantuan untuk menyelidiki serangan itu.
"Kami berhubungan erat dengan pasukan keamanan Irak yang bertugas menegakkan kedaulatan dan kemerdekaan Irak, kami telah menawarkan bantuan saat mereka menyelidiki serangan ini," ujar Price.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Muhammad Syahrianto
Tag Terkait: