Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Pohon Sawit Disebut Sebagai Pohon Ajaib, Kenapa?

Pohon Sawit Disebut Sebagai Pohon Ajaib, Kenapa? Kredit Foto: Siaran Pers/PT Austindo Nusantara Jaya Tbk (ANJ)
Warta Ekonomi, Jakarta -

Direktur Eksekutif Gabungan Industri Minyak Nabati Indonesia (GIMNI) Sahat Sinaga menyebut pohon sawit merupakan pohon ajaib. Pasalnya, pohon sawit memiliki potensi yang besar bagi Indonesia.

"Sawit adalah anugerah terbesar bagi negara kita. Sawit ini adalah pohon ajaib, ada beberapa elemen sawit yang tak bisa disaingi oleh minyak nabati lain. Oleh karena itu, sawit tidak boleh dimusuhi," kata Sahat dalam Media Gathering: Powered by Palm Oil yang digelar oleh Apical Group di Jakarta, Rabu (10/11/2021).

Baca Juga: Dukung Industri Sawit Berkelanjutan, Apical Group Luncurkan Inisiatif Powered by Palm Oil

Lebih lanjut, ia menjelaskan alasannya menyebut pohon sawit sebagai pohon ajaib.

Pertama, terdapat dua jenis minyak sayur yang terkandung dalam satu buah sawit, yaitu Palmitic (C-16) Oil dan Lauric (C-12) Oil.

Kedua, minyak sawit memiliki komposisi yang seimbang sehingga bisa semi liquid pada suhu ruangan. Misal, kandungan lemak jenuh berada di kisaran 51-53%, sementara kandungan asam lemak tak jenuh berada di kisaran 47-49%.

Ketiga, minyak sawit dapat menjadi pengentas kekurangan gizi dan pencegah stunting. Sebab, minyak sawit kaya akan mikronutrien seperti Carotenoids (pro-vitamin A), vitamin E (antioksidan), Squalene, Phytosterols, Ubiquinone, serta Omega 6 dan 9.

Keempat, pohon sawit memiliki tingkat produktivitas tertinggi di antara tanaman minyak nabati. Menurut Sahat, produktivitas pohon sawit sekitar 8 sampai 10 kali lebih tinggi per hektare/tahun apabila dibanding minyak lunak seperti soybean, rapeseed, dan lain-lain.

Kelima, pohon sawit menjadi penghasil Celluluosa (bio-mass) tertinggi dibanding minyak nabati lain. Ia kemudian mencontohkan sawit dapat memproduksi hingga 9,3 ton semetara rapeseed hanya sekitar 0,6 ton.

Terakhir, minyak sawit tidak mengandung lemak trans sehingga memenuhi regulasi EPA.

"Saran dari kami, GIMNI, berbicara tentang sawit itu jangan hanya CPO saja. Ini akan missleading dan terlena oleh ilusi CPO. Karena banyak produk lainnya yang dapat dikembangkan dari pohon ajaib ini, selain CPO, sesuai dengan kebutuhan atau perkembangan pasar," tandasnya.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Imamatul Silfia
Editor: Alfi Dinilhaq

Bagikan Artikel: