Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

KKP Dorong Perbaikan Nasib Nelayan, Begini Caranya

KKP Dorong Perbaikan Nasib Nelayan, Begini Caranya Kredit Foto: Antara/Olha Mulalinda
Warta Ekonomi, Jakarta -

Menteri Kelautan dan Perikanan Sakti Wahyu Trenggono mengajak nelayan tradisional untuk ambil bagian dalam mengoptimalkan potensi perikanan budidaya di Indonesia.

Dia menyakini, kegiatan budidaya dapat mendorong peningkatan pendapatan para nelayan, karena tingginya permintaan terhadap produk perikanan di pasar dunia.

"Besarnya pasar perikanan dunia begitu luar biasa, sekitar USD 160 miliar. Namun di pasar internasional itu tidak semua, hanya komoditas yang spesifik. (Penyediaan) komoditas ini hanya bisa dilakukan melalui budidaya,” ujar Trenggono pada Selasa (9/11).

Indonesia baru mengisi 3,5% atau senilai US$ 5,2 miliar dari kebutuhan pasar dunia terhadap produk-produk perikanan. Padahal potensi lahan perikanan budidaya begitu luas mencapai 17,9 juta hektare yang terdiri dari budidaya laut, budidaya air payau di pesisir, dan budidaya air tawar di daratan (pedalaman).

KKP, kata Trenggono, memiliki dua program terobosan untuk meningkatkan produktivitas perikanan budidaya di Indonesia. Meliputi peningkatan produksi komoditas berorientasi ekspor, yakni udang, lobster, kepiting, dan rumput laut, serta membangun kampung-kampung budidaya berbasis kearifan lokal.

Baca Juga: KKP Akan Menata Jaringan Kabel dan Pipa Bawah Laut

Lebih jauh Trenggono memaparkan, pada program kampung budidaya akan mengutamakan komoditas bernilai ekonomi tinggi yang populasinya terus berkurang.

Sebagai contoh ikan belida, semah, dan ikan bilih yang cocok untuk kegiatan budidaya di wilayah pedalaman. Kemudian ada pula nila salin dan patin untuk kegiatan budidaya di pesisir.

Melalui program tersebut, KKP memiliki tujuan menyelamatkan komoditas perikanan lokal dari kepunahan. Selain itu, mendorong peningkatan penghasilan masyarakat pembudidaya, menambah pendapatan asli daerah, serta menyerap banyak tenaga kerja.

Baca Juga: Imigrasi Depak WN Turki dari Bali gegara Sembunyikan Buronan

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Boyke P. Siregar
Editor: Boyke P. Siregar

Bagikan Artikel: