Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengatakan wilayah Eropa dan Asia Tengah mencatat peningkatan kasus infeksi dan kematian akibat Covid-19. WHO mencatat ada kenaikan jumlah kematian sebesar 10 persen akibat Covid-19 di kedua wilayah tersebut.
Dalam laporannya, WHO mengatakan hampir dua pertiga dari kasus infeksi global berada di wilayah tersebut. Eropa dan Asia Tengah mencatat kenaikan kasus sebesar tujuh persen.
Baca Juga: 3 Alasan Vaksin Booster Menurut WHO | Infografis
Sementara jumlah kematian mingguan akibat Covid-19 di seluruh dunia turun sekitar empat persen kecuali Eropa dan Asia Tengah.
Direktur WHO Eropa, Hans Kluge, pekan lalu mengatakan kawasan Eropa dan Asia Tengah kembali menjadi pusat pandemi Covid-19. Kluge memperingatkan bahwa, jumlah kematian wilayah Eropa dan Asia Tengah akan meningkat sekitar 500 ribu kematian pada Februari, jika pihak berwenang tidak mengambil tindakan.
Pusat pengendalian penyakit nasional Jerman telah mencatat rekor tertinggi kasus baru virus Corona. Institut Robert Koch menyebut terdapat 39.676 kasus yang dikonfirmasi pada Rabu (10/11/2021). Jumlah ini melampaui rekor kasus harian sebelumnya pada Jumat pekan lalu yaitu 37.120 kasus baru.
Beberapa rumah sakit mengatakan dalam beberapa hari terakhir mereka mulai kewalahan menerima pasien Covid-19. Sebagian besar ICU terisi penuh dengan pasien Covid-19 sehingga mereka tidak dapat menerima pasien baru.
"Kami memiliki situasi darurat yang nyata sekarang," ujar Kepala Virologi di Rumah Sakit Charite Berlin, Christian Drosten, dilansir Euro News Kamis (11/11/2021).
Pejabat pemerintah berulang kali mengatakan mereka tidak berniat untuk memberlakukan lagi karantina wilayah (lockdown). Pemerintah mengimbau warga untuk mendapatkan vaksin Covid-19. Sejauh ini, sekitar 67 persen populasi Jerman telah menerima vaksinasi lengkap.
Pada Rabu, komite tetap Jerman untuk vaksinasi menerbitkan rekomendasi baru. Mereka menyarankan warga di bawah usia 30 tahun hanya boleh menerima vaksin Covid-19 yang dikembangkan oleh Pfizer/BioNTech.
Kasus virus corona juga melonjak di Slovakia pekan ini. Kementerian Kesehatan Slovakia melaporkan jumlah kasus harian Covid-19 pada Selasa (9/11/2021) mencapai 7.055. Jumlah tersebut melampaui rekor pekan lalu.
Kementerian Kesehatan Slovakia mengatakan jumlah pasien yang membutuhkan perawatan di rumah sakit meningkat menjadi 2.478. Sebanyak 370 pasien dirawat pada pekan ini. Sekitar 80 persen dari mereka yang dirawat di rumah sakit belum sepenuhnya menerima vaksinasi.
“Kami menghadapi perkembangan bencana di rumah sakit. Tingkat vaksinasi perlu dipercepat secara signifikan," ujar Presiden Zuzana Caputova.
Sementara itu, di Republik Ceko infeksi baru melonjak ke tingkat yang mendekati rekor jumlah tertinggi. Sejauh ini, tingkat vaksinasi Slovakia dan Republik Ceko berada di bawah rata-rata di antara negara Eropa lainnya.
Jumlah infeksi baru dan kematian masih meningkat di Rusia. Negara tersebut mencatat sekitar 40 ribu kasus dan lebih dari 1.100 kematian sejak akhir Oktober. Wakil Perdana Menteri Rusia Tatyana Golikova mengatakan hampir 83 persen tempat tidur rumah sakit yang disediakan untuk pasien virus corona telah terisi.
Rusia mencatat lonjakan infeksi dan kematian sepanjang musim gugur. Hal ini terjadi di tengah tingkat vaksinasi yang rendah dan keengganan pemerintah untuk memperketat pembatasan.
Kurang dari 40 persen populasi Rusia telah menerima vaksinasi lengkap. Jumlah tersebut tergolong rendah meskipun Rusia menawarkan empat vaksin yang dikembangkan di dalam negeri.
Di sisi lain, beberapa warga Rusia justru melakukan perjalanan ke Kroasia dan Serbia untuk menerima vaksinasi. Hal ini disebabkan vaksin Sputnik V yang dikembangkan Rusia dan vaksin lainnya belum disetujui oleh WHO dan European Medicines Agency (EMA).
Secara keseluruhan, gugus tugas virus corona Rusia telah melaporkan 8,9 juta kasus yang dikonfirmasi dan 250.454 kematian sejak awal pandemi. Sejauh ini Rusia mencatat jumlah kematian tertinggi di Eropa.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Muhammad Syahrianto
Tag Terkait: