- Home
- /
- EkBis
- /
- Agribisnis
Jauh Sebelum Eropa, Kampanye Hitam tentang Sawit Sudah Dimulai Amerika Serikat
Dalam beberapa tahun terakhir, Uni Eropa gencar melakukan kampanye hitam tentang sawit. Namun, jauh sebelum negara-negara Eropa melakukan kampanye hitam tentang sawit, hal tersebut sudah pernah dilakukan oleh Amerika Serikat.
"Masalah sawit bukan baru, sejak dimulai tahun 1980 oleh Amerika dengan melakukan kampanye hitam di dua koran besar Amerika dengan isu kesehatan yang menyebut tropical oil poisoning America. Karena saat itu Indonesia masih anak bawang, yang berperang melawan itu adalah Malaysia dan Vietnam," ujar Plt Dewan Minyak Sawit Indonesia, Sahat Sinaga, dalam Pekan Riset Sawit Indonesia, Rabu (17/11/2021).
Baca Juga: Komoditas Sawit Dinilai Bertahan Selama Pandemi, Kontribusi Nilai Ekspor Mencapai USD22 Miliar
Hasil riset yang dilakukan oleh Harvard Medical School (HMS) pada 1985-1996 di Puka-Puka dan Area Pasifik menunjukkan jika minyak kelapa yang 100 persen dikonsumsi warga tidak ditemukan penyakit kardio, jantung, dan obesitas. Hal tersebut yang menyebabkan terjadinya perdamaian antara Amerika Serikat dengan negara penghasil sawit.
Dalam periode tersebut, di tengah ketegangan Amerika Serikat dengan negara penghasil sawit, negara-negara Eropa cenderung tenang karena pasar Eropa yang belum terusik. Terlebih minyak sawit saat itu berpotensi menjadi alternatif pengganti minyak kedelai dengan harga yang lebih murah.
Sahat mengatakan, Eropa mulai terusik saat mulai melakukan pergantian energi hijau Gen Biodiesel dan Gen-HVO. Hal tersebut menyebabkan penggunaan minyak sawit di Eropa terus meningkat dengan harga yang terbilang murah, yakni US$128-180 per ton. Selain itu, penggunaan energi hijau juga memberikan subsidi tambahan melalui negara.
"Sejak tahun 2008 negara Barat mulai mencari tema baru yang cocok untuk menyerang sawit, tidak lagi aspek kesehatan, tetapi isu deforestasi dan lingkungan," jelasnya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Bethriq Kindy Arrazy
Editor: Puri Mei Setyaningrum
Tag Terkait: