Gerindra Kena Sorot Setelah Teguran Prabowo ke Fadli Zon: Mau Jadi Pemerintah atau Oposisi?
Langkah cerdas disebut sudah dilakukan Prabowo Subianto. Momen tegur Fadli Zon disebut pengamat menandakan pemimpin bijak.
Direktur Eksekutif Political and Policy Public Studies (P3S) Jerry Massie memberi tanggapan terkait teguran yang diterima oleh Anggota DPR RI Fadli Zon.
Seperti diketahui, Fadli diberi teguran oleh Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto lewat Sekjen partai yang diungkapkan oleh Jubir Habiburokhman.
Baca Juga: Teguran Prabowo ke Fadli Zon Dianggap Menggambarkan Citra Gerindra, Pengamat: Belum Dewasa!
“Saya menilai ini merupakan bagian dari demokrasi. Jadi, apa yang disampaikan Fadli Zon adalah kritikan atau masukan yang konstruktif,” ujar Jerry kepada GenPI.co, Jumat (19/11).
Menurutnya, tidak semua masukan dan kritikan dianggap negatif jika secara substansi dan esensi untuk kepentingan bangsa.
“Kritikan Fadli Zon itu memang lebih condong sebagai pernyataan pribadi terhadap pemerintah. Karena dia sebagai wakil rakyat,” ucapnya.
Oleh sebab itu, dirinya mengimbau agar tidak menghalangi pengkritik kebijakan pemerintah yang tak berpihak pada rakyat dan hanya pro pada oligarki.
“Saya nilai ini sah-sah saja, kalau di luar masuk kelompok moderat atau bipartisan. Akan tetapi, langkah Prabowo memberi teguran itu juga bijak,” tuturnya.
Pasalnya, secara linear garis partai, Prabowo merupakan atasan dari Fadli Zon apabila hal tersebut cenderung menggerus citra partai.
“Menurut saya, Prabowo memang cerdas dan bijak sebagai seorang pemimpin. Sebagai Ketua Gerindra Prabowo memang harus menegur anak buahnya,” katanya.
Di sisi lain, Direktur Pusat Studi Konstitusi (Pusako) Feri Amsari menilai seharusnya partai konsisten.
“Mau jadi pemerintah atau oposisi? Enggak bisa dua kaki begitu," ujar Feri Amsari.
Menurut Feri, wajar apabila Fadli Zon mendapat teguran dari ketua umumnya.
Baca Juga: Elektabilitas Prabowo Turun Ada Hubungannya dengan Airlangga Hartarto? Ternyata Oh Ternyata...
Lantaran, kata Feri, Fadli seolah-olah ingin mendapatkan simpati dari rakyat karena mengkritik presiden.
"Yang dilakukan Fadli Zon itu sama dengan koalisi semu. Mau dapat untung karena bagian dari pemerintah tapi juga mau dapat simpati suara dari yang menentang kebijakan," tandasnya. (*)
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Bayu Muhardianto