Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Mau Naikkan Suku Bunga, The Fed Dibikin Bingung Gejolak Inflasi

Mau Naikkan Suku Bunga, The Fed Dibikin Bingung Gejolak Inflasi Kredit Foto: Unsplash/Colin Watts
Warta Ekonomi, Surabaya -

Bank Sentral Amerika Serikat (AS) The Fed diprediksi tidak akan buru-buru menaikkan suku bunga acuan mereka. Hal ini lantaran gejolak kenaikan inflasi di negara tersebut masih belum jelas jangka waktunya. Adapun inflasi menjadi salah satu pertimbangan The Fed dalam menyesuaikan Fed Fund Rate (FFR).

Ekonom Senior The Indonesia Economic Intelligence Sunarsip mengatakan, perkembangan inflasi global juga akan menjadi pertimbangan The Fed dalam menaikkan suku bunganya.

"Sepertinya inflasi ini akan menjadi gejala temporer. Itu kenapa The Fed tidak mau buru-buru menaikkan tingkat suku bunga acuan. Mudah-mudahan di kita juga begitu, ini sangat tergantung pada cara mengelola dalam menyikapi dinamika saat ini," kata dia dalam pelatihan wartawan BI di Surabaya, Sabtu (20/11/2021). Baca Juga: Peluang dan Risiko Pasar Obligasi Pasca-Tapering Off The Fed

Menurutnya, kenaikan inflasi di beberapa negara maju memang masih dipenuhi ketidakpastian. Pasalnya inflasi yang tinggi ini bisa saja bergerak dalam waktu singkat alias temporer, tetapi bisa juga permanen.

"Inflasi karena kenaikan harga energi, disrupsi supply chain, itu apakah permanen atau temporer. Saya melihat inflasi yang terjadi hari ini di global itu karena memang disebabkan oleh kumulatif perisitiwa mulai dari pulihnya ekonomi negara-negara dunia, termasuk kita, yang kemudian mendorong demand," jelas dia.

Lebih jauh, Sunarsip menuturkan, pelonggaran aktivitas ekonomi juga mendorong para pengusaha untuk mulai memacu aktivitas usahanya. Hanya saja karena pemulihan dari dampak pandemi yang masih terbatas, namun kesiapan dari distribusi dan supply tidak memadai sehingga menyebabkan disrupsi.

"Begitu peluang memacu pertumbuhan usaha terbuka, mereka (dunia usaha) euforianya tinggi sekali. Itu yang kemudian menjadi dorongan demand yang cukup besar di setiap negara. Sayangnya kesiapan para pelaku di sisi supply belum ready. Itu kemudian memicu kenaikan harga-harga di berbagai komoditas strategis," tutup Sunarsip.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Fajar Sulaiman
Editor: Fajar Sulaiman

Bagikan Artikel: