Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Pengurus NU Minta Pemerintah Berhati Hati Membuat Kebijakan Soal Cukai Rokok

Pengurus NU Minta Pemerintah Berhati Hati Membuat Kebijakan Soal Cukai Rokok Kredit Foto: Antara/Irfan Anshori
Warta Ekonomi, Jakarta -

Pengurus Nahdlatul Ulama (NU) meminta pemerintah pusat khususnya kementrian keuangan berhati hati dalam membuat berbagai kebijakan yang berkaitan dengan industri hasil tembakau. Baik soal kenaikan cukai rokok maupun kebijakan mengenai penerapan simplifikasi penarikan cukai. Sebab apapun kebijakan yang dikeluarkan pemerintah berkaitan dengan tembakau, pada akhirnya hanya akan memberatkan warga Nahdlatul Ulama atau nahdiyin.

“Petani tembakau orang NU, otomatis muslim. Buruh pabrik rokok, orang NU. Muslim. Konsumen rokoknya, sebagian besar orang Nahdliyin atau orang NU, muslim. Jadi apapun kebijakan yang dikeluarkan pemerintah soal rokok, itu akan mengenai warga NU. Bila pemerintah mengeluarkan kebijakan menaikan cukai rokok, sudah pasti yang paling berat terkena imbasnya adalah warga NU. Sebab petani tembakau, buruh pabrik rokok dan konsumen rokoknya adalah nadhliyin atau warga NU,” papar Wakil Ketua Umum PB NU Prof Dr Mochammad Maksum Machfoedz, dalam acara diskusi dan  silaturahim daring yang membahas permasalahan tembakau dengan para pengurus Asosiasi Petani Tembakau Indonesia (APTI) se Jawa dan NTB kemarin. 

Para Pengurus APTI se Jawa dan NTB Yang hadir dalam diskusi tersebut antara lain, ketua APTI Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) Sahminudin, Ketua APTI Jawa Timur Pangeran Modo, Penasihat APTI Jawa Tengah Triyono,  Pengurus  APTI Temanggung Yudha Sudarmaji dan AM Sunarso, Ketua APTI Provinsi Daerah Istimewa Jogjakarta Martono,  dan Ketua APTI Jawa Barat Suryana.

Baca Juga: Penting Banget! Simplifikasi Tarif Cukai Rokok Jangan Ditunda-tunda Lagi

Lebih lanjut, wakil ketua umum PBNU yang juga Guru Besar Fakultas Teknologi Industri  Pertanian Universitas Gadjah Mada (UGM) Jogjakarta ini, mengingatkan pemerintah, berapapun besaran dari kenaikan cukai rokok, berapapun  besar pajak yang dibebankan ke industri rokok pada akhirnya yang menanggung beban itu adalah petani tembakau  buruh industri rokok dan konsumen rokok.  

Sementara, Pakar Teknologi Industrsi Pertanian yang akrab dipanggail Gus Maksum ini memambahkan, apapun kebijakan pemerintah yang dapat mematikan industri hasil tembakau (IHT), akan merugikan kaum nahdiyin atau warga NU. Untuk itu NU selalu mengingatkan pemerintah untuk bersikap bijaksana dan lebih  berhati hati dalam mengambil kebijakan yang berkaitan langsung maupun tidak langsung dengan industri hasil tembakau.

Menurut Prof Mochammad Maksum, pihak NU sudah berkali kali mengingatkan pemerintah untuk lebih bijak dalam mengambil keputusan yang berkaitan dengan industri hasil tembakau. Pihaknya sudah mempresentasikan pandangan dan sikap NU terhadap  IHT kepada pemerintah. Salah satunya presentasi ke kementrian perindustrian. 

“Kami juga sudah mengingatkan pemerintah untuk lebih berhati hati terhadap berbagai penelitian pelintiran yang dilakukan pihak pihak tertentu yang hasilnya menyudutkan dan merugikan industri hasil tembakau. Banyak penelitian yang dilakukan pihak tertentu untuk menyudutkan dan mematikan industri hasil tembakau, metodologi yang dipakai tidak jelas. Responden atau sample nya juga tidak jelas,” papar Gus Maksum.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Annisa Nurfitri
Editor: Annisa Nurfitri

Bagikan Artikel: