Omongan Rocky Gerung Kali Ini Nusuk Banget Soal Bahasa Tubuh Jokowi: Dia Nggak Berani Menatap...

Pertamina dan PLN disemprot habis oleh Presiden. Jokowi terlihat sangat marah. Tapi bahasa tubuh presiden dinilai lemah banget.

Bahasa tubuh Presiden saat sedang marah besar itu diamati pengamat politik, Rocky Gerung.

Rocky Gerung berani blak-blakan. Dia terang menyebut jika bahasa tubuh Jokowi menunjukkan orang nomor satu di Indonesia itu lemah.

Baca Juga: Omongan Haris Azhar Kali Ini Lebih Tajam dari Silet: Daripada Pidanain Saya Lebih Baik Penguasa...

Presiden dinilai sangat lemah di depan menteri-menterinya.

"Dia enggak berani menatap menteri mana yang akan disasar dengan ucapan itu. Jadi pengamat politik internasional memandang jika Jokowi lemah, bahkan di depan menteri-menterinya," tutur Rocky, dikutip dari YouTube Rocky Gerung Official.

Yang Rocky tangkap, Jokowi ingin rakyat omelin Erick Thohir dan Luhut Binsar Pandjaitan.

"Tapi dia sendiri enggak berani menatap menteri yang dikritik," tambahnya.

Penilaian yang disampaikan tersebut disampaikan Rocky ketika dia melihat Jokowi yang dianggap selalu melihat teks pada saat rapat kabinet.

Pada saat rapat kabinet, Jokowi memang meluapkan kemarahannya ke Pertamina dan PLN.

Kemarahan yang diluapkan Jokowi ke Pertamina dan PLN disebabkan ruwetnya birokrasi yang membuat kemacetan investor untuk masuk.

Ada kekesalan yang dilontarkan. Ada juga ketidaknyamanan dengan leletnya action yang dilakukan.

Tapi bahasa tubuh Jokowi justru kontras dengan marah dan jengkelnya. Rocky justru menilai ada ketidakyakinan dalam diri Presiden.

"Itu yang terlihat dari wajah Presiden kemarin waktu dia menegur menteri-menteri. Dia sendiri enggak yakin bahwa dia malakukan perubahan," kata Rocky Gerung.

Baca Juga: Ferdinand Blak-blakan 'Nyamber' Cuitan Tentang Haris Azhar: Dasar Pengecut!

Menurut Rocky Gerung, tidak yakinnya Presiden dalam mengambil keputusan berdasarkan pernyataan Jokowi yang menunggu waktu untuk melakukan tindakan tegas.

Alih-alih langsung mengambil tindakan yang tegas, Jokowi justru terkesan menundanya. (*)