Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Kisah Perusahaan Raksasa: SPIC, 1 dari 5 Korporasi Listrik Utama di China

Kisah Perusahaan Raksasa: SPIC, 1 dari 5 Korporasi Listrik Utama di China Kredit Foto: China Daily/Da Wei
Warta Ekonomi, Jakarta -

State Power Investment Corporation Limited atau SPIC adalah salah satu dari lima perusahaan pembangkit listrik utama di China. Namanya terdaftar dalam peringkat perusahaan raksasa dunia menurut Fortune Global 500.

Fortune mencatat pada 2020, SPIC berhasil mengumpulkan total pendapatan (revenue) sebesar 39,40 miliar dolar AS. Pertumbuhannya meningkat sekitar 15,1 persen dalam setahun. 

Baca Juga: Kisah Perusahaan Raksasa: Magna, Produsen Besar Teknologi Otomotif ke Banyak Pembuat Mobil

Sementara itu, persentase pertumbuhan keuntungan (profit) milik SPIC naik sekitar 5,2 persen. Dengan total keuntungan didapat pada 2020 adalah sebanyak 179,5 juta dolar AS. 

Dikutip dari berbagai sumber, SPIC merupakan salah satu perusahaan induk dari sejumlah korporasi besar, meliputi China Power International Development (dikenal sebagai China Power/CPI), Shanghai Electric Power, Yuanda Environmental Protection, dll.

Li Xiaolin adalah salah satu orang penting dalam seluruh sejarah CPI Group, yang didirikan pada tahun 2003, serta pendahulunya China Power International Holding (juga dikenal sebagai CPI Holding), yang didirikan pada tahun 1994. 

Sejak 2015, SPIC resmi berdiri setelah melakukan penggabungan (merger) dengan China Power Investment Corporation setelah bergabung dengan Perusahaan Teknologi Tenaga Nuklir Negara (SNPTC).

Sebelum kesepakatan, keduanya dimiliki secara langsung dan mayoritas dikendalikan oleh Komisi Pengawasan Aset Milik Negara dan Administrasi Dewan Negara.

China Power Investment Corporation adalah badan hukum yang masih hidup, tetapi berganti nama menjadi State Power Investment Corporation, sementara State Nuclear Power Technology Corporation menjadi anak perusahaan.

SPIC juga kembali berbadan hukum sebagai perseroan terbatas dari Badan Usaha Milik Industri Semata-mata berbentuk hukum pada tahun 2017.

Salah satu pemimpin terakhir Grup CPI, Li Xiaolin yang juga mengepalai dewan anak perusahaan dan perusahaan asosiasi yang terdaftar, seperti China Power International Development (juga dikenal sebagai China Power) dan China Power New Energy Development, diangkat kembali oleh pemerintah pusat ke perusahaan milik negara China Datang Corporation lainnya pada tahun 2015.

Baca Juga: Imigrasi Depak WN Turki dari Bali gegara Sembunyikan Buronan

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Muhammad Syahrianto
Editor: Muhammad Syahrianto

Tag Terkait:

Bagikan Artikel: