Jika Bukan Miliki Konsekuensi Parah, WHO Mungkin Ogah Beber Peringatan Eksplisit Ini, Hati-hati!
Spanyol pada Senin (29/11/2021) menjadi salah satu negara terbaru yang melaporkan kasus Omicron pertama yang dikonfirmasi. Mutasi virus itu terdeteksi pada seorang musafir yang kembali pada Minggu (28/11/2021) dari Afrika Selatan setelah singgah di Amsterdam.
Sementara sebagian besar infeksi omicron yang tercatat di seluruh dunia terjadi pada pelancong yang datang dari luar negeri, kasus di Portugal dan Skotlandia telah menimbulkan kekhawatiran bahwa varian tersebut mungkin sudah menyebar secara lokal.
Baca Juga: WHO Desak Negara-negara ASEAN Perketat Pengawasan Varian Omicron, Kenapa Asia Tenggara?
“Banyak dari kita mungkin berpikir kita sudah selesai dengan COVID-19. Itu belum selesai dengan kami,” peringatan Tedros Adhanom Ghebreyesus, direktur jenderal WHO.
Beberapa hari setelah varian tersebut mengguncang dunia keuangan hampir dua tahun ke dalam pandemi yang telah menewaskan lebih dari 5 juta orang, pasar memiliki reaksi beragam pada hari Senin. Saham Eropa rebound dan Wall Street memantapkan dirinya, sementara pasar Asia jatuh lebih jauh.
Presiden AS Joe Biden menyebut varian omicron sebagai penyebab kekhawatiran tetapi "bukan penyebab kepanikan." Dia mengatakan dia tidak mempertimbangkan penguncian AS yang meluas dan malah mendesak pemakaian masker dan vaksinasi, bahkan ketika seorang hakim federal memblokir pemerintahannya untuk menegakkan persyaratan bahwa ribuan petugas kesehatan di 10 negara bagian mendapatkan suntikan.
Dr. Rochelle Walensky, direktur Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit A.S., bereaksi terhadap potensi ancaman dengan mendesak semua orang berusia 18 tahun ke atas untuk mendapatkan suntikan penguat, karena “kekebalan yang kuat kemungkinan akan mencegah penyakit serius.”
Awal bulan ini, AS membuka booster untuk semua orang dewasa tetapi merekomendasikannya hanya untuk mereka yang berusia 50 tahun ke atas atau orang-orang dalam perawatan jangka panjang.
Infeksi Omicron telah menggarisbawahi kesulitan dalam mengendalikan virus di dunia perjalanan jet dan perbatasan terbuka yang mengglobal. Namun banyak negara mencoba melakukan hal itu, melawan desakan WHO, yang mencatat bahwa penutupan perbatasan seringkali memiliki efek terbatas dan dapat mendatangkan malapetaka pada kehidupan dan mata pencaharian.
Beberapa berpendapat bahwa pembatasan tersebut dapat membeli waktu yang berharga untuk menganalisis varian baru.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Muhammad Syahrianto