Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Beli 7.002 Bitcoin, CEO MicroStrategy Rogoh Kantong Sebanyak 414,4 Juta Dolar

Beli 7.002 Bitcoin, CEO MicroStrategy Rogoh Kantong Sebanyak 414,4 Juta Dolar Kredit Foto: Unsplash/ Bermix Studio
Warta Ekonomi, Jakarta -

Michael Saylor, CEO perusahaan analisis data perusahaan MicroStrategy, mengumumkan Senin (29/11) melalui posting Twitter bahwa perusahaan membeli 7.002 Bitcoin (BTC) tambahan, senilai sekitar 414,4 juta dolar, dengan harga rata-rata 59.187 dolar per koin.

MicroStrategy menjual 571.001 saham perusahaan antara 1 Oktober dan 29 November dengan harga masing-masing 732,16, dolar menghasilkan total 414,4 juta dolar dalam bentuk tunai.

Baca Juga: Tahun ini Biaya Transaksi Rata-rata Bitcoin Turun 57,97%

Pada hari Senin, perusahaan saat ini memiliki 121.044 BTC, senilai hingga 3,57 miliar dolar. Angka itu diperoleh dengan harga rata-rata 29.534 dolar per koin dan termasuk apresiasi modal dari koin sebelumnya.

Pada Agustus 2020, MicroStrategy menyatakan akan mengadopsi Bitcoin sebagai aset cadangan perbendaharaan, mengutip dari mata uang digital sebagai “penyimpan nilai yang dapat diandalkan” dan investasi yang menarik dengan potensi pengembalian jangka panjang yang lebih besar daripada memegang uang tunai.

Selain itu, perusahaan memiliki perhatian pada stimulus yang belum pernah terjadi sebelumnya yang dicetak oleh pemerintah untuk memerangi COVID-19 sebagai katalis untuk potensi inflasi dan depresiasi mata uang fiat selanjutnya. Sejak itu, MicroStrategy hampir secara konsisten membeli Bitcoin setiap kuartal.

Biasanya, investor sehari-hari menderita kerugian saat harga Bitcoin turun dan untung saat harga terapresiasi. Namun, itu belum tentu berlaku untuk MicroStrategy. Menurut transkrip konferensi pendapatan yang diterbitkan bulan lalu, Phong Le, presiden dan kepala keuangan MicroStrategy, mengatakan bahwa kepemilikan Bitcoin perusahaan diklasifikasikan sebagai “aset tidak berwujud yang berumur tidak terbatas berdasarkan aturan akuntansi yang berlaku.”

Ini berarti bahwa setiap saat setelah akuisisi, jika nilai wajar, atau nilai pasar, Bitcoin turun di bawah nilai bukunya, perusahaan perlu mengakui biaya penurunan nilai. Biaya penurunan nilai ini kemudian dapat digunakan untuk mengimbangi kewajiban pajak penghasilan badan secara hukum.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Nuzulia Nur Rahma
Editor: Alfi Dinilhaq

Bagikan Artikel: