Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Institut Penyakit Menular Afrika Selatan Catat Lonjakan Rawat Inap Corona pada Balita

Institut Penyakit Menular Afrika Selatan Catat Lonjakan Rawat Inap Corona pada Balita Kredit Foto: AP Photo
Warta Ekonomi, Johannesburg -

Institut Nasional Penyakit Menular Afrika Selatan (NICD) melaporkan adanya lonjakan kasus rawat inap Covid-19 sebesar 10 persen pada kelompok anak berusia 2 tahun ke bawah atau balita, di Tshwane, Afrika Selatan. Kota tersebut merupakan episentrum varian Omicron.

Ahli Kesehatan Masyarakat NICD Dr Waasila Jassat mengatakan, dalam tahap awal gelombang keempat Covid di Afsel, jumlah kasus pada anak dilaporkan mengalami peningkatan. Tren serupa pernah terjadi, saat varian Delta mendominasi.

Baca Juga: Virolog Amerika: Secara Tiba-tiba, Omicron Bermutasi Sangat Banyak di Selatan Afrika

"Kelompok anak yang sangat belia ini memiliki sistem imun yang belum matang. Ditambah lagi mereka belum divaksinasi. Sehingga, mereka lebih berisiko terkena Covid," jelas Dr. Jassat, yang ikut berpartisipasi menanta sistem surveilans rumah sakit di Afrika Selatan, seperti dilansir Bloomberg, Selasa (23/11/2021).

Dr. Jassat menambahkan, lonjakan kasus ini semestinya membuat para orangtua ekstra waspada terhadap varian baru ini.

"Laporan dokter anak yang terbit pada akhir pekan ini, mestinya bisa menjelaskan situasi tersebut," cetusnya.

Pekan lalu, para ilmuwan Afrika melaporkan adanya varian baru Covid, yang kemudian diberi nama Omicron oleh WHO. Gejala yang dilaporkan termasuk kategori ringan. Namun, potensi bahaya yang sesungguhnya dari varian ini masih belum diketahui.

Di Tshwane yang mencakup ibu kota Pretoria, 52 anak di bawah usia 2 tahun dirawat di rumah sakit dengan diagnosis Covid-19. Satu anak meninggal dunia.

Namun, masih belum jelas, apakah mereka tertular Omicron, yang saat ini merupakan strain dominan di kawasan itu.

"Merawat anak-anak di rumah sakit adalah tindakan pencegahan. Anda bisa salah, jika merawatnya di rumah. Terutama, anak-anak yang sangat kecil, karena ada proporsi kematian yang lebih tinggi," terang Dr Jaffat.

Para ilmuwan di Afrika Selatan memaparkan, vaksin yang ada saat ini kemungkinan masih dapat melindungi dari penyakit parah. Namun, anak-anak belum mendapat akses untuk divaksin. 

Sekitar sepertiga dari populasi negara Afrika Selatan telah divaksinasi penuh.. Saat dihantam varian Delta, jumlah kasus Covid pada kelompok usia di bawah 19 tahun melonjak 43 persen.

Vaksinasi untuk remaja usia 12-17 tahun pun telah dijalankan.

"Tapi tampaknya, jumlah korban anak-anak saat ini mengalami peningkatan dibanding sebelumnya," beber Dr. Jassat. 

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Muhammad Syahrianto

Bagikan Artikel: