Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Massa Reuni 212 Tidak Banyak, Muannas Alaidid: Bukti Jual Agama Demi Politik Sudah Tidak Lagi Laku

Massa Reuni 212 Tidak Banyak, Muannas Alaidid: Bukti Jual Agama Demi Politik Sudah Tidak Lagi Laku Kredit Foto: Twitter/Muannas Alaidid
Warta Ekonomi, Jakarta -

Tensi ‘panas’ awal bulan Desember nampaknya tidak bisa dihindari di Indonesia. Bukannya tanpa alasan, momen Reuni 212 yang kerap dilakukan selalu memicu reaksi publik.

Mengingat status pandemi belum selesai, pihak berwajib dalam hal ini Kepolisian bersama Satgas Covid-19 dengan tegas tidak mengeluarkan izin untuk mengadakan acara kumpul-kumpul reuni 212.

Meski demkian masih ada beberapa pihak yang memilih untuk tetap melanjutkan kegiatan Reuni 212 dengancara turun ke jalan. Kondisi itu pun langsung dilakukan tindakan oleh pihak berwajib degan membubarkan kerumunan.

Baca Juga: Polisi Bubarkan Masa Reuni 212: Reuni Tak Ada, Harap Tinggalkan Lokasi!

Yang menarik adalah dikabarkan bahwa dari segi peserta yang ikut reuni 212 tidaklah banyak alias sedikit. Menanggapi sedikitnya massa aksi Reuni 212 ini, Direktur Eksekutif Komite Pemberantasan Mafia Hukum (KPMH) Muannas Alaidid memberikan komentarnya.

Menurut Muannas, peserta Reuni 212 atau aksi sejenis ini dari tahun ke tahun mengalami penurunan. Dirinya bahkan menyinggung ucapan panitia yang sesumbar bahwa reuni 212 akan dihadiri sekian banyak orang.

“Dari tahun ke tahun makin sepi peminat, meski panitia sesumbar akan dihadiri jutaan massa faktanya makin kesini kan kosng melompong, nyata publik sudah tidak lagi mendukung,” ucap Muannas dalam keterangan tertulis yang wartaekonomi.co.id dapat pada Kamis (2/12/21).

Lebih lanjut Muannas pun menyebut bahwa sedikitnya massa aksi atau kegiatan kegiatan reuni 212 adalah bukti bahwa narasi keagamaan demi politik sudah tidak lagi laku.

“Setidaknya ini bukti jualan agama demi politik sudah gak laku,” tambah Muannas.

Baca Juga: Andai Reuni 212 Ngotot Digelar di Patung Kuda, Ferdinand Blak-blakan: Tangkap Panitianya!

Tak lupa dirinya pun menyinggung keterlibatan dua organisasi yang dinyatakan terlarang yakni FPI (Front Pembela Islam) dan HTI (Hizbut Tahrir Indonesia) yang terlibat dalam kegiatan reuni 212 ini.

“Yang tersisa hari ini (2/12/21) hanyalah mereka yang berlatar belakang dari 2 (dua) ormas terlarang yaitu setidaknya anggota FPI dan mereka yang pernah tergabung di Hizbut Tahrir atau ex HTI yang selalu mendominasi menjadi panitia dan penggagas acara reuni ini tiap tahunnya,” ucap Muannas.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Bayu Muhardianto

Bagikan Artikel: