Sosok KSAD Jenderal TNI Dudung Abdurachman saat ini memang banyak dipuja oleh banyak kalangan lantaran ketegasannya dalam menjalankan tugas. Namun di sisi lain, dirinya juga kerap menjadi sasaran kritik bagi para pembencinya lantaran ketegasannya yang terkadang dianggap berlebihan.
Adapun kebanyakan pihak yang membencinya adalah kelompok berbasis Islam seperti Front Pembela Islam (FPI) dan para loyalisnya. Pada dasarnya, salah satu penyebab yang membuat mereka berseberangan dengan Dudung adalah karena aksinya dahulu ketika dengan berani mencopot baliho bergambar Imam Besar mereka, Habib Rizieq Shihab dan secara terang-terangan menentang mereka.
Baca Juga: Bangun Komunikasi dengan Tokoh Agama, Dudung Abdurachman Datangi PBNU
Namun, hal lain yang menjadikan Dudung kerap menjadi sasaran kritik mereka adalah karena Dudung kerap kali memberikan pernyataan kontroversial perihal hal-hal bernuansa agama. Seperti baru-baru ini, Dudung tengah menjadi sasaran kritik dari sejumlah pihak karena pernyataannya yang mengimbau agar tidak mempelajari agama terlalu dalam.
“Iman taklid, ada iman ilmu, ada iman iyaan, ada iman haq (haqul yaqiin), dan iman hakikat. Oleh karenanya banyak sebagian dari orang Islam sering terpengaruh katanya hadis ini, katanya hadis itu, kata Nabi Muhammad SAW. Oleh karenanya jangan terlalu dalam, jangan terlalu dalam mempelajari agama,” kata Dudung dalam kesempatan kunjungan kerja ke Kodam XVII/Cenderawasih beberapa waktu lalu.
Sontak saja pernyataannya tersebut banyak menuai kritik dari berbagai pihak mulai dari para loyalis FPI sendiri hingga dari pihak Majelis Ulama Indonesia (MUI). Banyak yang menilai bahwa pernyataan Dudung tersebut cenderung membuat gaduh masyarakat beragama dan keluar dari kapasitasnya sebagai tentara, bukan penceramah.
Lebih jauh, bahkan sebagian pihak menilai bahwa Dudung justru melarang untuk mendalami agama dengan dalih agar tidak menyimpang dan menjadi ekstrimis. Kebanyakan mereka meminta agar Dudung fokus saja dalam menangani permasalahan TNI dan keamanan negara yang menurut mereka saat ini masih banyak kekurangannya.
Adapun pernyataan Dudung tersebut faktanya sudah diklarifikasi oleh Kepala Dinas Penerangan Angkatan Darat (Kadispenad), Brigadir Jenderal (Brigjen) Tatang Subarna. Ia menyebut bahwa maksud Dudung menyatakan hal tersebut adalah baik karena ingin mencegah seseorang agar tidak fanatik terhadap suatu ajaran sehingga merugikan pihak lain. Menurutnya, Dudung mengimbau agar apabila seseorang ingin mendalami agama haruslah melalui ajaran seorang guru yang benar dan tidak belajar sendiri sehingga salah tafsir.
"Maksud KSAD, mempelajari agama terlalu dalam akan terjadi penyimpangan, apabila tanpa guru,” kata Tatang.
Hal ini, menurutnya sesuai dengan keadaan mayoritas masyarakat saat ini yang berinisiatif untuk mendalami agama namun dengan jalan yang salah dan tidak melalui seorang guru yang tepat. Adapun ketika menemukan seorang guru, guru tersebut adalah sosok yang salah dan tidak menyampaikan ajaran sesuai ajaran murni Rasulullah, sehingga banyak menimbulkan penyimpangan-penyimpangan yang marak terjadi.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Alfi Dinilhaq
Tag Terkait: